Banyak pernikahan suku Tuareg yang berbuntut perceraian. Ketika itu terjadi, perempuan yang berhak atas hewan peliharaan dan tenda. Dan biasanya, wanita Tuareg yang memutuskan untuk bercerai. Tidak pernah ada sengketa mengenai harta gono gini.
Jika perceraian terjadi, sang pria akan kembali ke rumah ibunya. Sedangkan sang wanita memiliki semua harta termasuk anak-anak mereka.
Menurut Butler, ibu pemilik tenda Tuareg merupakan sosok penting di suku tersebut. Tapi suku Tuareg tidak bisa disebut menganut budaya matriarki. Sebab, kata Butler, pria Tuareg masih berperan mengurus politik.
Namun, Tuareg dianggap menganut budaya matrilineal. Garis keturunan mengikuti perempuan. "Menurut tradisi di sana, pria menjadi milik kelompok wanita. Bukan sebaliknya," kata Butler.
Baca juga: Menjelang Buka, Si Cantik Main dengan Pria Saat Digerebek
Ada satu lagi tradisi yang unik dari Tuareg. Seorang pria dianggap tidak sopan jika makan di depan wanita yang tidak bisa diajak seks. Makan di depan mertua perempuan pun dianggap tabu.
Menurut Butler, Tuareg sangat menjunjung tinggi martabat pribadi. Mereka tidak akan meminta air jika tidak ditawari, meski sedang sangat kehausan. Tetapi, mereka tidak pernah lupa menawari air kepada pengunjung. Bahkan tamu asing selalu mereka perlakukan seperti raja.
Suku Tuareg saat ini tersebar di Afrika Utara. Mereka ada di dekat Libya dan menghadapi ancaman ISIS. Sedangkan mereka yang hidup di Mali, Niger, dan Nigeria terancam Boko Haram.
Perubahan pun mulai terjadi. Butler mengatakan kini beberapa wanita Tuareg mengenakan hijab. "Itu membuat saya sedih. Anda bisa melihat kemunduran," kata Butler.
DAILY MAIL | KODRAT
Berita Menarik:
Wanita Ini Baru Sadar Berkulit Putih di Umur 70 Tahun
Ancaman Kiamat, Dihantam Asteroid: Diam-diam NASA Beraksi?