Sikap sama juga ditunjukkan Dorothy Davis, 74 tahun, nenek di kawasan Gaston. Di tiang bendera di depan rumah peternakan sederhananya berkibar sebuah bendera Konfederasi yang masih baru. “Sejauh yang saya tahu, bendera ini tidak mewakili ras mana pun,” katanya. Davis, yang tinggal di Gaston sejak 1979, berkata, “Orang-orang tidak berbicara tentang hal-hal seperti rasialisme dan perbudakan.”
Perdebatan mengenai bendera ini meluas menjadi isu panas menjelang seleksi calon presiden pada tahun depan. Banyak politikus Partai Republik, termasuk Mike Huckabee dan Rick Santorum, menghindari perdebatan mengenai bendera ini. Jeb Bush mengambil posisi lebih tegas dengan mendukung penghilangan bendera itu. Calon dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, dengan tegas meminta warga Amerika membahas ihwal perpecahan rasial. Tapi ia tidak menyinggung apakah Carolina Selatan perlu menurunkan bendera Konfederasi dari gedung Balai Kota.
Tidak semua orang peduli dengan bendera Konfederasi. Cinderella Branham, 65 tahun, perempuan kulit hitam yang tinggal di dekat Eastover, mengatakan bendera itu sama sekali tidak mengganggunya. “Banyak orang mengatakan bendera itu tanda kebencian,” kata perempuan yang bekerja di sebuah hotel itu. “Biarlah orang melakukan apa yang mereka ingin lakukan. Tidak ada kebencian di dalam hati saya. Anda hanya harus memaafkan orang,” katanya.
IBTIMES | REUTERS | CNN