TEMPO.CO, Kabul - Bom bunuh diri dan tembakan milisi Taliban menghancurkan gedung parlemen Afganistan hari ini, 22 Juni 2015. Serangan itu melukai sedikitnya 19 orang, termasuk ibu dan anak-anak yang berada di sekitar gedung parlemen. Asap hitam menjulang ke langit Kabul.
Melalui siaran televisi tampak sejumlah anggota parlemen bergegas meninggalkan gedung yang rusak. "Ledakannya dahsyat, mengguncang gedung dan merusak jendela-jendela," kata anggota parlemen, Shukria Barakzai.
Juru bicara Deputi Kementerian Dalam Negeri Afganistan, Najib Danish, menjelaskan, serangan bom dan tembakan sudah dapat diatasi.
"Serangan telah berakhir. Ada satu bahan peledak di dekat mobil di gedung parlemen. Tujuh penyerang terlibat. Enam tewas oleh pasukan keamanan setelah mereka mendekati gedung," kata Najib Danish.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri di gedung parlemen Afganistan itu. "Kami telah melakukan serangan di parlemen saat di sana berlangsung rapat penting memperkenalkan Menteri Pertahanan negara itu," kata Zabihullah.
Taliban semakin gencar melakukan serangan ke Afganistan menjelang ditariknya semua pasukan asing dari negara itu pada akhir tahun ini setelah 13 tahun beroperasi di Afganistan.
Selain melakukan serangan bersenjata, pada hari yang sama, Taliban menguasai satu kota di Provinsi Kunduz.
Taliban juga sudah menguasai Distrik Dasht-e-Archi. Untuk menguasai daerah itu, ratusan anggota milisi Taliban dikerahkan untuk bertempur.
Meningkatnya kekerasan Taliban menjelang keluarnya pasukan asing di bawah pimpinan Amerika Serikat dari Afganistan memunculkan pertanyaan tentang kemampuan pasukan pemerintah Afganistan nantinya.
SYDNEY MORNING HERALD | MARIA RITA