TEMPO.CO, Ho Chi Minh – Konsulat Jenderal RI di Ho Chi Minh belum mendapatkan akses ke delapan terduga perompak kapal berbendara Malaysia MT Orkim Harmony, meskipun polisi Vietnam menyatakan para pelaku berkewarganegaraan Indonesia.
“Belum dapat diverifikasi karena kami belum mendapatkan akses konsuler dari polisi Vietnam,” kata Konsul Jenderal RI untuk Ho Chi Minh, Jean Anes lewat pesan singkat kepada Tempo, Ahad, 21 Juni 2015.
Dugaan kedelapan terduga perompak MT Orkim Harmony berkewarganegaraan Indonesia disampaikan aparat Vietnam lantaran mereka berbahasa Indonesia.
“Delapan pria yang ditahan Vietnam dengan dugaan membajak kapal tanker berbendera Malaysia berbicara dalam bahasa Indonesia dan membawa sejumlah besar uang tunai ketika mereka ditahan,” tulis media pemerintah, VNExpress, Ahad, 21 Juni 2015.
Ke-delapan pria tersebut berusia antara 19-61 tahun berbicara dalam bahasa Indonesia dan tidak dapat menjelaskan asal mata uang asing yang mereka bawa serta puluhan telepon.
“Para tersangka ini sangat keras kepala, menolak untuk bekerja sama. Mereka sangat professional dan sangat tenang,” kata Letnan Do Van Toan, polisi Kelautan Vietnam seperti dikutip VNExpress.
Polisi kelautan lainnya Kolonel Le Van Minh mengatakan penyelidik punya bukti kuat untuk mendakwa ke delapan tersangka. “Vietnam bekerja sama aktif dengan Malaysia. Poinnya saat ini bagaimana membuat mereka mengakui kejahatannya,” kata Van Minh.
Menurut Anes, dari keterangan polisi Vietnam, kedelapan orang yang disebut-sebut WNI itu sudah mengakui keterlibatan mereka dalam perompakan. “Saya menekankan bahwa pengakuan mereka masih harus diverifikasi oleh staf KJRI,” tambah Anes.
Meski demikian, Anes memastikan kondisi ke delapan orang yang kini ditahan di Pulau Phu Quoc, Provinsi Kien Giang, Vietnam Selatan itu tersebut dalam keadaan baik.
Staf KJRI Ho Chi Minh City telah memberikan bantuan berupa alat shalat, pakaian dalam, makanan minuman dan lain-lain kepada polisi setempat.
MT Orkim Harmony yang membawa 6.000 ton minyak RON95, sekualitas dengan Pertamax plus, hilang dekat Tanjung Sedili, lepas pantai Kota Tinggi, Johor sejak Jumat pekan lalu.
Kapal ditemukan di dekat perairan Kamboja pada 17 Juni 2015. Cat dan nama kapal dimofikasi menjadi Kim Harmon. Sebanyak 22 anak buah kapal, 16 berkewarganegaraan Malaysia, lima WNI dan satu Myanmar.
Kedelapan perompak berhasil kabur dari kepungan kapal perang Malaysia yang mengejar mereka dengan menggunakan perahu kecil. Mereka berhasil ditangkap setelah perahunya mengalami kecelakaan di Pulau Tho Chu. Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) menyatakan kedelapan orang tersebut dalam proses ekstradisi ke Malaysia.
THE MANILA TIMES | THE STAR | NATALIA SANTI