Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ritual Aneh tapi Ngeri: Penggal Kepala untuk Datangkan Hujan  

Editor

Bobby Chandra

image-gnews
Ilustrasi pembunuhan. (tabloidjubi)
Ilustrasi pembunuhan. (tabloidjubi)
Iklan

TEMPO.CO, New Delhi - Jika warga Semarang punya ritual Tari Ujungan untuk mendatangkan hujan, lain lagi dengan tradisi warga Negara Bagian Jharkhand, India sebelah timur. Polisi India sedang mencari kepala seorang pria 55-tahun, yang tewas lantaran dipenggal demi mendatangkan hujan.

Kepala pria itu dipisahkan dari lehernya dalam tradisi yang dianggap sebagai ritual pengorbanan untuk menyulap hasil panen yang lebih baik. Mayat tanpa kepala pria bernama Thepa Kharia itu ditemukan di rumahnya di sebuah desa terpencil di negara bagian Jharkhand, India timur.

Saudara Kharia mengatakan kepada polisi bahwa sekelompok penganut okultisme (penganut ilmu sihir dan dunia supranatural) yang dikenal sebagai Orkas, memenggal kepala pria itu di rumahnya untuk melaksanakan kurban yang menyerukan lebih banyak hujan dan hasil panen yang lebih baik.

"Orkas bisa menjadi siapa saja, dari petani hingga tantrik (salah satu aliran kepercayaan Hindu). Mereka mengubur kepala di lapangan dan berharap bahwa pengorbanan akan menghasilkan panen yang baik bagi masyarakat," kata saudara Kharia seperti yang dilansir IB Times, Rabu, 3 Juni 2015.

Ajay Kumar Thakur, petugas kepolisian yang menyelidiki pembunuhan itu, mengatakan: "Keluarga mengatakan penganut okultis membunuhnya untuk sebuah ritual. Kepalanya masih hilang dan belum ditemukan hingga kini."

Pengorbanan manusia sering terjadi di desa terpencil di India, tempat kepercayaan okultisme tersebar luas. Beberapa hari sebelum kematian Kharia, juga ditemukan lima jenazah manusia digantung di Sanatan Bag. Kelima jasad itu ditemukan setelah terjadi pengorbanan seorang anak kecil di sebuah kuil di Desa Rangapara, di Negara Bagian Assam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ritual itu diyakini bahwa anak itu diduga dibunuh oleh okultis yang kemudian digantung oleh penduduk desa yang marah. Pada 2013, seorang balita bernama Akash Singh secara brutal dibunuh oleh sekelompok orang yang percaya pengorbanan anak bisa memberi mereka kehidupan yang lebih baik.

Pada tahun yang sama, ayah membunuh anaknya yang berusia delapan bulan setelah mengklaim bahwa Kali, Dewi waktu, perubahan, dan kehancuran memintanya untuk berkorban. Rajkumar Chaurasia membunuh anaknya di depan sebuah kuil yang telah dibangun di rumahnya di desa Narain Purva, Barabanki.

Ketika ditangkap, Rajkumar mengatakan kepada polisi dia pikir pengorbanan akan membawa sukacita bagi pasangan "yang mengunjungi kuil Dewi Kali".

Pada 2011, seorang anak yang masih berusia tujuh tahun, Lalita Tati, dibunuh oleh dua petani yang mengorbankan dia dalam ritual untuk hasil panen yang lebih baik. Belakangan penganut ritual ini diyakini menuliskan surat kepada ayah Lalita yang isinya mengakui kejahatan mereka.

IB TIMES | YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sejak Kapan Komunitas Yahudi Ada di Indonesia?

15 Oktober 2023

Benjamin Verbrugge dan Yobbi Ensel
Sejak Kapan Komunitas Yahudi Ada di Indonesia?

Kedatangan Yahudi ke Indonesia pun memiliki sejarah panjang. Berikut perkembangan komunitas Yahudi di Indonesia.


Cerita Penghayat Kepercayaan Dapat KTP Baru: Daripada Dicap Islam KTP, Mending PD

19 Juli 2023

Seorang pria Badui Dalam (Inner Baduy) menunjukkan KTP elektronik barunya untuk memenuhi syarat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), di Binong, Lebak, Banten, Minggu (11/6/2023). ANTARA/Andi Firdaus
Cerita Penghayat Kepercayaan Dapat KTP Baru: Daripada Dicap Islam KTP, Mending PD

Pemberian KTP ini dapat meningkatkan rasa percaya diri para Penghayat Kepercayaan.


Satu Keluarga Tewas di Kalideres Mungkin Ikut Aliran Tertentu, Polisi Masih Selidiki

16 November 2022

Rumah penemuan 4 jenazah yang merupakan satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, Jumat, 11 November 2022 . Foto ANTARA/Walda Marison
Satu Keluarga Tewas di Kalideres Mungkin Ikut Aliran Tertentu, Polisi Masih Selidiki

Sementara bukan karena kelaparan penyebab satu keluarga tewas. Apakah karena menganut aliran tertentu atau ada hal lain, masih didalami.


Berbagai Pandangan tentang Apokaliptik

15 November 2022

Kondisi rumah lokasi penemuan empat jenazah satu keluarga di Perum Citra Garden Satu, Kalideres, Jakarta Barat dibaluti plastik setelah polisi melakukan olah TKP, Ahad, 13 November 2022. Tempo/M. Faiz Zaki
Berbagai Pandangan tentang Apokaliptik

Pencarian kata apokaliptik mendadak banyak ditelusuri artinya, karena dikaitkan dengan kemungkinan kasus kematian misterius keluarga di Kalideres


Jokowi Jamin Hak Penghayat Kepercayaan di Perpres Strategi Kebudayaan

17 September 2022

Presiden Joko Widodo menyampaikan arahannya saat rapat pembahasan Pengendalian Inflasi dengan Seluruh Kepala Daerah di Istana Negara, Jakarta, Senin, 12 September 2022. ANTARA FOTO/Biro Pers Setpres/Kris
Jokowi Jamin Hak Penghayat Kepercayaan di Perpres Strategi Kebudayaan

Salah satu yang diatur dalam Perpres yang diteken Jokowi ini adalah jaminan atas hak kelompok penghayat kepercayaan dalam urusan pemajuan kebudayaan.


MUI Depok: Ahmadiyah Sudah Berulang Kali Diajak Berdialog

25 Oktober 2021

Masjid Al Hidayah, masjid jamaah Ahmadiyah, Sawangan Depok, Jawa Barat, Kamis 22 Oktober 2021. Pemkot Depok melakukan penyegelan Masjid Al Hidayah, masjid jamaah Ahmadiyah di Sawangan, Depok. Sebelumnya, masjid itu disegel oleh Satpol PP pada 23 Februari 2017. Penyegelan dilakukan setelah diputuskan bahwa kegiatan jamaah Ahmadiyah melanggar Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri. TEMPO/Subekti.
MUI Depok: Ahmadiyah Sudah Berulang Kali Diajak Berdialog

Ketua MUI Kota Depok, Ahmad Dimyati Badruzzaman mengatakan, jamaah Ahmadiyah sudah sering diajak berdialog. Namun buntu, karena keyakinan mereka.


Setara Kritik Gubernur yang Libatkan MUI Tangani Kekerasan Ahmadiyah Sintang

20 September 2021

ilustrasi mesjid
Setara Kritik Gubernur yang Libatkan MUI Tangani Kekerasan Ahmadiyah Sintang

"Edaran tersebut problematik, sebab salah dalam memposisikan MUI dalam peristiwa kekerasan atas Ahmadiyah Sintang," kata Halili


Penghayat Kepercayaan: Hormat Bendera Tak Langgar Keyakinan

29 November 2019

Sejumlah peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) asal Jawa Timur (Jatim) berlarian sambil membawa bendera merah putih di obyek wisata Pulau Saronde, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo, Minggu, 18 Agustus 2019. ANTARA
Penghayat Kepercayaan: Hormat Bendera Tak Langgar Keyakinan

Penghayat kepercayaan di Yogyakarta mengatakan hormat kepada bendera merah putih tak melanggar keyakinan.


Cerita Warga Bandung Dapat KTP Pertama untuk Penghayat

22 Februari 2019

Pemerintah Kota Bandung menerbitkan KTP perdana untuk penghayat. TEMPO/Prima Mulia
Cerita Warga Bandung Dapat KTP Pertama untuk Penghayat

Kolom aliran kepercayaan atau penghayat kini sudah bisa tertera di KTP warga Kota Bandung. Bonnie Nugraha dan keluarga sudah mendapatkannya.


Begini Prosedur Mendapat KTP bagi Penganut Aliran Kepercayaan

22 Februari 2019

Pemerintah Kota Bandung menerbitkan KTP perdana untuk penghayat. TEMPO/Prima Mulia
Begini Prosedur Mendapat KTP bagi Penganut Aliran Kepercayaan

Para penganut aliran kepercayaan di Bandung saat ini sudah bisa membuat KTP yang menegaskan identitas keyakinannya. Begini caranya.