TEMPO.CO, Palmyra - Kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam siaran video berjanji tidak akan menyentuh reruntuhan kota tua Palmyra, Suriah. Mereka hanya akan menghancurkan patung karena menganggapnya dekat dengan kemusyrikan.
Palmyra adalah rumah bagi peninggalan sejarah bangunan teater Romawi, tempat ISIS dilaporkan mengeksekusi 20 pejuang asing awal pekan ini karena berperang bersama loyalis Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Menurut laporan media milik pemerintah Suriah, milisi ISIS telah membantai sedikitnya 400 orang di Palmyra sejak menguasai kota tua Suriah tersebut. Meskipun mendapatkan gempuran udara Amerika Serikat, ISIS berhasil menguasai Palmyra dan Ramadi di Irak.
Seorang aktivis anti-rezim Bashar di Palmyra mengatakan reruntuhan kota tua Palmyra tidak rusak. Dia menjelaskan, ISIS hanya akan menghancurkan patung karena pendirian patung dianggap sebagai perbuatan musyrik atau menyekutukan Tuhan.
"Mereka tidak akan menghancurkan kota peninggalan sejarah. Sebagaimana pengakuan mereka kepada warga setempat, anggota ISIS hanya akan menghancurkan berhala atau patung di sana," kata seorang aktivis yang tak disebutkan namanya seperti bagaimana dikutip The Guardian.
Stasiun radio Alwan FM dalam siarannya menyampaikan hasil wawancara dengan Abu Laith al-Saoudy, komandan militer ISIS di Palmyra, yang menyebutkan berjanji tidak akan merusak situs kuno kecuali patung.
"Memperhatikan kota bersejarah ini, kami akan menjaganya dan tidak akan menghancurkan, insya Allah," ucapnya. "Apa yang akan kami lakukan yakni menghancurkan berhala kafir yang disembah."
"Bangunan bersejarah tidak akan kami sentuh dan kami tidak akan membawa buldoser untuk menghancurkannya seperti yang dipikirkan orang banyak."
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN