TEMPO.CO, Jakarta - Tidak susah mencari sosok kunci di balik kekerasan dan pengusiran etnis muslim Rohingya dari Rakhine, Myanmar. Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sejumlah media internasional menyebut orang itu Ashin Wirathu, biksu radikal dari kelompok '969' dan pernah dipenjara selama tujuh tahun sejak 2003 gara-gara menghasut gerakan anti-Islam. (Baca: Kenalkan Ashin Wirathu, Biksu Pembenci Muslim Rohingya)
Wirathu diketahui memupuk kebencian warga mayoritas Buddha di Myanmar terhadap kelompok minoritas muslim Rohingya dalam pidato-pidatonya secara terbuka. Sejumlah pidato radikalnya itu juga diunggah di Youtube dan Facebook. Berikut beberapa petikan pidato dan komentar Wirathu yang pernah dikutip media juga yang tersebar lewat sosial media. (Baca juga: Cara Ashin Wirathu Sebarkan Kebencian terhadap Muslim Rohingya)
1. Ras Lebih Penting
Dalam pidatonya yang dikutip majalah Time, 1 Juli 2013, "Sekarang bukan waktu untuk tenang. Sekarang adalah waktu untuk bangkit, untuk membuat darah Anda mendidih," kata Wirathu di hadapan ratusan umat Budha di sebuah kuil di Mandalay, Myanmar, untuk membakar semangat orang Budha melawan muslim Rohingya.
"Muslim berkembang biak begitu cepat, dan mereka mencuri perempuan kami, memperkosa mereka. Mereka ingin menduduki negara kami, tapi aku tidak akan membiarkan mereka. Kita harus terus menjaga Myanmar tetap Buddha." Menurut Wirathu, 5 persen warga Rohingya dari total 60 juta warga Myanmar merupakan ancaman bagi Myanmar. (Baca: Derita Rohingya: Suu Kyi Tetap Bungkam, Partai Buka Suara)
"Merawat agama kita sendiri dan ras lebih penting daripada demokrasi," kata Wirathu sambil duduk bersila di panggung biara New Masoeyein di Mandalay. Menurut Wirathu, sekitar 90 persen Muslim di Myanmar adalah "radikal dan orang jahat".
2. Invasi Jihad Muslim
"Jadi, kerusuhan di Rakhine (Juni 2012) bukanlah konflik antara dua kelompok etnis, itu hanyalah invasi perang jihad muslim," kata Wirathu dalam sebuah pidato yang diunggah di kaman Youtube pada 2013.
"Saya, U Wirathu yang dihormati, menyatakan secara terbuka: sudah saatnya kita melindungi tanah Myanmar. Dengan melindungi dan mendukung Myanmar," lanjut Wirathu dalam pidato di Youtube tersebut. (Baca pula: Rohingya Dibantai dan Diusir, di Mana Aung San Suu Kyi?)
3. Hina Utusan PBB
"Kami telah menjelaskan tentang hukum perlindungan ras, tapi ada pelacur yang mengkritik hukum kita tanpa belajar dengan baik. Jangan anggap Anda orang terhormat hanya karena Anda punya posisi di PBB. Di negara kami, Anda hanya seorang pelacur.
Anda dapat menawarkan pantat Anda (ke muslim Myanmar) jika Anda begitu ingin, tapi Anda tak boleh menjual Rakhine kami," kata Wirathu mengomentari laporan Lee Yang-hee, wanita asal Korea Selatan yang sempat tinggal seminggu di Myanmar dan melaporkan kekerasan yang menimpa minoritas Rohingya ke PBB.
"Jika saya bisa menemukan kata yang lebih keras, saya akan menggunakannya. Hal ini tak bisa dibandingkan dengan apa yang dia lakukan terhadap negara kita," kata Wirathu mengomentari sejumlah pihak yang mengkritik komentar Wirathu terhadap Lee.
Rekam jejak radikalisme Wirathu.
- 1968
Wirathu lahir di Kyaukse, dekat Mandalay.
- 1984
Ia bergabung dengan kebiksuan.
- 2001
Mulai mempromosikan kampanye nasionalis kelompok "969" yang di antaranya memboikot bisnis muslim Myanmar.
- 2003
Dipenjara selama 25 tahun karena menghasut kebencian agama. Saat itu, Wirathu membagikan selebaran anti-muslim yang menyebabkan 10 muslim dibunuh di Kyaukse
- 2010
Dibebaskan karena amnesti umum
- Juni 2012
Kekerasan pecah antara muslim Rohingya etnis Rakhine dengan umat Budha di negara bagian Rakhine
- September 2012
Wirathu memimpin kampanye para biksu mendukung usulan Presiden Thein Sein untuk mengirim Rohingya ke negara ketiga
- Oktober 2012
Kekerasan lebih besar pecah di Rakhine
- Maret 2013
Terjadi pertempuran antaragama di Meiktila yang menewaskan 40 orang dan memaksa 13.000 orang mengungsi. Saat itu, stiker dan plakat kelompok 969 didistribusikan ke seluruh Myanmar.
BBC | TIME | THE GUARDIAN | KHAIRUL ANAM