TEMPO.CO, Lima - Peru mengumumkan keadaan darurat di beberapa bagian negara itu setelah muncul banyak retakan lebar di tanah. Retakan itu muncul disebabkan oleh hujan deras selama beberapa hari.
Celah menganga itu diketahui memburuk selama beberapa pekan di wilayah Ancash utara. Kondisi ini membuat rumah-rumah di wilayah itu menjadi tidak layak huni dan mendorong pengumuman darurat oleh pemerintah.
Celah-celah itu mirip retakan yang disebabkan oleh gempa bumi. Namun para ahli mengatakan hujan lebat pada bulan Maret dan April menyebabkan pergeseran tanah dan ekspansi serta kontraksi bumi, sehingga tanah seolah terbelah-belah.
"Tak ada gempa, tapi kami melihat celah di pagi hari dan di sore hari terus bertambah lebar," kata Socosbamba, penduduk desa Leopoldo Egusquiza, pada stasiun televisi lokal.
Keadaan darurat akan berlangsung selama 60 hari. Selama kurun itu, pihak berwenang akan mencoba melakukan penelitian dan melakukan tanggap bencana.
AP | INDAH P.