TEMPO.CO, Paris - Serangan udara militer Amerika Serikat di Yaman berhasil membunuh tokoh senior Al-Qaeda yang diduga bertanggung jawab atas serangan ke kantor Charlie Hebdo di Paris. Charlie Hebdo adalah tabloid mingguan di Prancis yang memuat kartun Nabi Muhammad.
Al-Qaeda di Jazirah Arab (AQAP) dalam keterangannya melalui situs resminya mengatakan tokoh ideologi Nasser bin Ali al-Ansi tewas bersama putra tertuanya serta pejuang lain di Yaman akibat serangan udara AS.
Sumber-sumber di AS mengatakan Washington sangat yakin bahwa Ansi adalah komandan AQAP di utara Yaman dan tidak ada warga sipil yang tewas dalam gempuran udara tersebut.
Ansi, seorang ideolog dan bekas pejuang, beberapa kali muncul dalam siaran video. Dalam sebuah pesan yang disampaikan pada 14 Januari 2015 dia mengatakan serangan 7 Januari 2015 di Paris memang telah direncanakan, termasuk ihwal pemilihan target serangan oleh pemimpin organisasi. Namun Ansi tak menyebutkan identitas atau nama pelaku serangan.
Juru bicara Gedung Putih, Eric Schultz, menolak memberikan komentar tentang laporan kematian Ansi.
"Saya akan meninjau ulang apa yang pernah kami katakan sebelumnya. Kami terus secara aktif memantau ancaman teroris dari Yaman. Kami memiliki kemampuan mengatasi ancaman tersebut."
Ansi pernah berperang di Bosnia pada 1990-an dan berjuang untuk Al-Qaeda di Filipina dan Afganistan. Pda 14 April 2015, AQAP mengumumkan salah seorang pemimpinnya, Ibrahim al-Rubaish, tewas akibat serangan udara AS. Rubaish merupakan warga negara Arab Saudi yang dibebaskan dari penjara Teluk Guantanamo pada 2006.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN