TEMPO.CO, Manila - Cina memberikan peringatan kepada kapal dan angkatan pesawat Filipina untuk meninggalkan daerah sekitar yang disengketakan di Laut Cina Selatan.
Hal tersebut disampaikan oleh pejabat militer Filipina Wakil Laksamana Alexander Lopez. Namun ia tidak memberikan informasi kapan peringatan tersebut dikeluarkan. Ia hanya mengatakan peringatan telah datang dalam tiga bulan terakhir.
"Saat kami melakukan patroli udara maritim rutin dan terbang di wilayah udara internasional, pesawat angkatan udara kami ditantang melalui radio," kata Lopez seperti yang dilansir Channel News Asia pada Kamis, 7 Mei 2015.
Menurut Lopez, Cina mengingatkan bahwa mereka bisa melakukan serangan udara untuk menegakkan zona eksklusif udara di atas Kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan. "Cina mengatakan pesawat kami berada di daerah keamanan militer mereka."
Citra satelit terbaru menunjukkan Cina telah membuat kemajuan pesat dalam reklamasi lahan di atas sekitar tujuh terumbu karang di Kepulauan Spratly, termasuk bangunan yang tampaknya menjadi sebuah landasan pesawat terbang.
Lopez mengatakan Cina telah memperluas pembangunannya di Spratly dan menempati 27 hektare pulau-pulau buatan, termasuk dua daerah dekat Pulau Thitu yang dikuasai Filipina, yang juga dikenal sebagai Pagasa.
Cina telah menyebarkan penjaga pantai dan kapal angkatan laut di Spratly. Bulan lalu sebuah kapal perang Cina menantang pesawat patroli maritim Filipina dekat Subi Reef dan meminta pesawat yang terbang rendah untuk meninggalkan wilayah Cina.
Tindakan tersebut telah dituduh sebagai tindakan provokatif oleh dunia internasional. Namun Cina membantah tuduhan tersebut dan balik menuduh Filipina, Vietnam, dan lain-lain melaksanakan pekerjaan bangunan ilegal di Laut Cina Selatan.
CHANNEL NEWS ASIA | YON DEMA