TEMPO.CO, Port Moresby - Gempa berkekuatan 7,2 skala Richter telah melanda wilayah Pasifik antara Papua Nugini dan Kepulauan Solomon pada Kamis, 7 Mei 2015.
Seperti dilansir News.com.au pada 7 Mei 2015, lembaga Survei Geologi Amerika Serikat melaporkan bahwa pusat gempa terjadi pada kedalaman 22 kilometer dengan jarak sekitar 149 kilometer sebelah selatan dari Papua Nugini dan 642 kilometer dari Honiara, ibu kota Kepulauan Solomon.
Pusat Peringatan Tsunami Pasifik menyatakan tidak ada ancaman berarti. Namun gelombang berbahaya mungkin terjadi dalam 300 kilometer dari pusat gempa di sepanjang pantai Kepulauan Solomon dan Papua Nugini.
Menurut seismolog, gempa tersebut dapat menyebabkan gelombang tsunami yang membahayakan di sepanjang pantai. "Ada peringatan untuk tsunami lokal," kata seismolog senior yang bertugas di Geoscience Australia, Jonathan Bathgate. "Garis pantai tersebut jarang penduduknya, sehingga kita cenderung tidak menyadari jika ada tsunami kecil."
Namun Chris McKee dari Papua Nugini Observatorium Geofisika di Port Moresby mengatakan ancaman tsunami tersebut tetap harus diwaspadai. "Untuk orang-orang di Bougainville dan pulau-pulau sekitarnya sebaiknya menjauh dari garis pantai sampai ancaman ini berlalu."
Baca Juga:
Chris mengatakan pihaknya telah mengeluarkan peringatan tsunami untuk beberapa daerah di sekitar pusat gempa. Namun belum ada informasi yang diterima tentang korban maupun kerusakan yang dialami akibat gempa tersebut.
Penduduk di sekitar Papua Nugini bingung dengan serangkaian gempa selama seminggu terakhir, termasuk getaran berkekuatan sekitar 7,4 skla Richter pada Selasa lalu. Sebuah peringatan tsunami juga dikeluarkan pada kesempatan itu, tapi kemudian dicabut. Tidak ada kerusakan besar yang dilaporkan.
Bathgate mengatakan gempa terbaru itu terpisah dari rangkaian gempa yang mengguncang wilayah New Britain, Papua Nugini, dalam beberapa hari terakhir. Namun ia mencatat bahwa itu terjadi di sepanjang batas lempeng yang sama. "Gempa bumi besar di New Britain sepanjang batas lempeng yang sama akan memiliki dampak pada bagian lain dari batas itu," ujarnya.
NEWS.COM.AU | YON DEMA