TEMPO.CO, Aden - Puluhan tentara khusus Arab Saudi tiba di kota pelabuhan Yaman, Aden, Minggu, 3 Mei 2015. Mereka dikirim untuk memperkuat pasukan anti-Houthi di tengah perang melawan pemerintah.
Meski demikian, tentara Saudi menolak melakukan perang darat bersama pasukan anti-Houthi. Sumber Al Jazeera mengatakan, Saudi tak bersedia memberikan alasan mengapa enggan melakukan operasi darat.
Di Aden, juru bicara Perlawanan Rakyat Selatan, Ali al-Ahmadi, mengatakan kepada kantor berita Reuters, para pejuang dari organisasi yang dipimpinnya melakukan perang darat di kawasan Bandar Udara Aden. "Kami bertempur sendiri tanpa bantuan pasukan khusus Arab Saudi selaku pimpinan koalisi," ujarnya.
Perlawanan Rakyat Selatan merupakan sebuah organisasi bersenjata yang mempertahankan Kota Aden dari serbuan pasukan perang Houthi dukungan Iran.
Juru bicara Arab Saudi membenarkan bahwa pasukannya menolak berperang di darat. Meski demikian, tutur dia, mereka tetap terlibat dalam peperangan di jazirah Arab itu.
"Tidak ada pasukan asing di Aden, tapi pasukan koalisi tetap melanjutkan bantuannya guna melawan milisi Houthi," kata Brigadir Jenderal Ahmed al-Asiri dalam sebuah pernyataan.
Peter Salisbury, pengamat sekaligus jurnalis yang tinggal di Yaman, berujar, mereka adalah anggota militer Yaman yang dilatih di luar negeri dan berkoordinasi dengan pasukan koalisi.
Menurut keterangan beberapa sumber kepada Al Jazeera, Arab Saudi mengirimkan 40-50 tentara khusus ke Aden guna membantu pasukan pemerintah.
AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN