Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tim Pencari, Gigih Mencari WNI di Sekitar Langtang Nepal

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Cari Informasi 3 Pendaki, THC Kirimkan Tim ke Nepal
Cari Informasi 3 Pendaki, THC Kirimkan Tim ke Nepal
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Pencarian dan Evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) di Nepal menelusuri jejak Alma Parahita, Kadek Andana dan Jeroen Hehuwat di sekitar Langtang, daerah Pegunungan Himalaya, dari ketinggian 3.000 mdpl.

Tim berangkat dari landasan penerbangan lokal Bandara Tribhuvan, Kathmandu, Nepal, sekitar pukul 06.30 waktu setempat.

Mereka akan melakukan pencarian dari udara selama dua jam ke arah Timur Laut Kathmandu menuju Langtang.

Tim yang beranggotakan Letkol (Penerbang) Indan Gilang, Kapten Ario Suseno, Kapten Santoso, Sabda Thian (Kementerian Luar Negeri), dan Benjamin Setiabudi (Taruna Hiking Club/THC) melakukan penyisiran dari udara berdasarkan informasi dari THC, otoritas lokal dan para pendaki.

Menurut informasi pertama diperoleh THC, Alma Parahita, Kadek Andana dan Jeroen Hehuwat tiba di Kathmandu pada 19 April dan memulai pendakian esok harinya.

Pada 21 April, mereka menuju Syabru Besi didampingi dua pemandu lokal dan enam tukang angkut lokal dan pada 22 April Jeroen mengirim pesan bahwa mereka berada di Hotel Lama, Nepal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berdasarkan hasil pengolahan data penyedia layanan telepon selular, mereka berada di Spice Nepal Private Ltd pada 23 April.

Pada 2 Mei sekitar pukul 22.30 waktu Nepal, Kementerian Luar Negeri mendapat informasi dari akun media sosial warga Swedia bernama Astrid Bachs yang mengaku bertemu dengan ketiga WNI itu dalam perjalanan ke Desa Langtang pada 23 April. Bachs menyebut ketiga WNI menginap di Everest Guest House di Langtang pada 23 April.

Pada 24 April, Bachs memutuskan melanjutkan pendakian menuju Kyanjin Gompa, dan ketiga WNI yang dia temui menyatakan kepadanya akan menginap satu malam lagi karena cuaca yang kurang kondusif.

Saat terjadi gempa pada 25 April pukul 11.56 waktu setempat, Bachs telah tiba di Kyanjin Gompa dan segera turun ke Langtang, namun sempat terhenti sekitar 500 m sebelum mencapai desa karena terhalang longsoran.

Keesokan harinya, 26 April, Bachs dan beberapa pendaki lain dijemput oleh tim evakuasi dari otoritas Nepal. Selama masa penyelamatan tersebut, Bachs tidak bertemu lagi dengan ketiga WNI.

ANTARA
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

9 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan, melakukan Yoga saat pagi hari dirumahnya di Kathmandu, Nepal, 12 April 2017. Min Bahadur Sherchan, akan menjadi  pendaki Everest tertua di dunia yang pernah diraihnya pada 2008. REUTERS/Navesh Chitrakar
Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

Pemerintah Nepal akan segera membatasi usia pendaki Gunung Everest setelah seorang kakek berusia 85 tahun tewas saat berusaha menaiki puncak tertinggi


Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

6 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan. REUTERS
Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

Menurutnya, usia bukan halangan mewujudkan mimpi.


Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

21 Desember 2016

123rf.com
Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

Tradisi mengasingkan perempuan yang sedang haid di luar rumah di Nepal memakan korban seorang remaja putri. Tradisi ini sebenarnya sudah dilarang.


Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

3 Agustus 2016

Calon Perdana Menteri dan Ketua Partai Komunis Bersatu Nepal (Maois) Pushpa Kamal Dahal, yang juga dikenal sebagai Prachanda, tersenyum disela pemilihan perdana menteri di Kathmandu, Nepal, 3 Agustus 2016. REUTERS/Navesh Chitrakar
Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

Mantan pemimpin pemberontak Maoist terpilih menjadi Perdana Menteri Nepal.


Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

29 Oktober 2015

Presiden terpilih Nepal, Bidhya Bhandari (tengah) melambaikan tangan usai terpilih di parlemen di Kathmandu, Nepal, 29 Oktober 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal.


Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

1 September 2015

Anak korban bencana gempa bumi di Nepal, Shrestha mengenakan kaos pemberian Cristiano Ronaldo. Omar Havana via www.telegraph.co.uk
Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.


Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

28 Juli 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong
Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

Masyarakat di Desa Kudiya masih menganut kepercayaan kuno tentang kekuatan sihir dan entitas supranatural.


Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

12 Juli 2015

Ilustrasi ginjal
Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

Daerah ini disebut Desa Ginjal karena hampir semua orang yang tinggal di sana telah menjual ginjal mereka kepada pedagang organ tubuh manusia.


Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

25 Juni 2015

Birendra Karmacharya bersama dengan anak-anaknya melintasi didepan reruntuhan bagunan yang hancur akibat gempa bumi April lalu saat mengantarkannya kesekolah pada hari pertama di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

Cadangan devisa Nepal aman.


Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

31 Mei 2015

Sejumlah siswa melakukan intruksi gurunya untuk melakukan meditasi guna menghilangkan stress akibat gempa pada bulan lalu di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. Menteri Pendidikan resmi membuka kembali sekolah di 14 daerah yang terkena gempa. REUTERS/Navesh Chitrakar
Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

Fokus pembelajarannya pada bermain game dan kegiatan budaya untuk memulihkan trauma dari gempa hebat di Nepal.