Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Korban Gempa Nepal Capai 7.000 Orang

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Cuplikan rekaman video amatir menunjukkan sekelompok pendaki berlari untuk menyelamatkan diri saat longsoran salju menghantam Base Camp Everest, 25 April 2015. Sedikitnya 22 pendaki tewas dan 217 lainnya hilang di dekat base camp Gunung Everest. dailymail.co.uk
Cuplikan rekaman video amatir menunjukkan sekelompok pendaki berlari untuk menyelamatkan diri saat longsoran salju menghantam Base Camp Everest, 25 April 2015. Sedikitnya 22 pendaki tewas dan 217 lainnya hilang di dekat base camp Gunung Everest. dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Satu tim polisi Nepal telah menarik sekitar 50 jenazah yang di dalamnya termasuk para pemanjat tebing dari luar Nepal, dari satu wilayah tertimpa longsor salju.

Dengan demikian, jumlah korban meninggal akibat gempa bumi dahsyat pada 25 April lalu melonjak menjadi sekitar 7.000 orang.  Tidak satu pun dari jenazah-jenazah itu teridentifikasi, kata Pravin Pokharel, Wakil inspektur polisi distrik Rasuwa di Nepal utara.

Pokharel, yang mengepalai tim polisi itu, mengatakan bahwa jenazah-jenazah itu ditarik Sabtu kemarin atau seminggu setelah gempa bumi dahsyat tersebut.  Tim penyelamat akan kembali ke wilayah terpencil hari ini.

Sedikitnya  200 orang masih dikategorikan hilang, termasuk warga desa dan para pemanjat, kata  Uddhav Bhattarai, birokrat senior di distrik ini. "Kami tidak mampu mencapai area lebih cepat karena hujan dan cuaca berkabut," kata dia melalui telepon.

Pemerintah mengatakan jumlah korban meninggal akibat gempa bumi sudah mencapai 7.040 orang dan jumlah korban luka 14.123 orang.

Pesawat dan personel militer Amerika Serikat akan tiba di Nepal hari ini, sehari lebih lambat dari jadwal, untuk membantu mendistribusikan bantuan ke daerah-daerah terparah di luar ibu kota Kathmandu.

Brigjen Marinir Paul Kennedy mengatakan kontingen militer itu termasuk paling sedikit 100 tentara, perangkat pencari dan enam pesawat militer yang dua di antaranya helikopter.

Tim ini tiba di tengah memuncaknya kritik atas tertumpuknya bantuan di bandara Kathmandu yang menjadi satu-satunya gerbang masuk internasional ke negara di Himalaya in, karena pemeriksaan kepabeanan.

Perwakilan PBB di Nepal Jamie McGoldrick mengatakan pemerintah mesti melonggarkan pemeriksaan ketat kepabeanan agar mengalir kencangnya arus bantuan dari seluruh dunia.

Namun pemerintah mengeluh karena menerima pasokan yang tidak dibutuhkannya seperti ikan tuna dan mayonnaise, sehingga petugas bandera mesti memeriksa ketat semua pengapalan bantuan darurat ini.

"Mereka seharusnya tidak menggunakan metodologi kepabeanan di masa normal," kata McGoldric dengan menegaskan semua bantuan semestinya dibebaskan dari pemeriksaan kepabeanan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nepal telah mencabut pajak impor bagi terpal dan tenda, namun juru bicara Kementerian dalam negeri Laxmi Prasad Dhakal mengatakan semua barang masuk dari luar negeri mesti diperiksa. "Ini hal yang mesti kita tempuh," sambung dia.

Para pejabat pemerintah Nepali mengatakan upaya mempercepat pengiriman bantuan ke wilayah-wilayah terpencil juga dibuat frustasi oleh kurangnya truk pengirim bantuan dan sekaligus pengemudinya, yang kebanyakan dari mereka pulang kampung untuk menolong anggota keluarganya.

"Lumbung-lumbung kami penuh dan kami punya persediaan pangan yang cukup, namun kami tidak mampu menyalurkan bantuan dengan lebih cepat," kata Shrimani Raj Khanal, manajer Nepal Food Corp.

Helikopter-helikopter militer telah menjatuhkan bantuan mie instan dan biskuit dari udara ke daerah-daerah terpencil namun penduduk membutuhkan beras dan bahan pokok lainnya untuk memasak, kata dia.

Banyak warga Nepal masih tidur di udara terbuka sejak gempa bumi itu terjadi karena takut kembali ke rumahnya. Tenda-tenda dipasang di stadion utama Kathmandu dan padang golfnya.  Menurut PBB, 600.000 rumah hancur atau rusak.

PBB mengatakan 8 juta dari total 28 juta penduduk Nepal terkena dampak gempa. Dua juta di antaranya memerlukan tenda, air bersih, makanan dan obat-obatan sampai tiga bulan ke depan.

"Prioritas utama kini adalah mengirimkan bantuan dan perlindungan kepada rakyat sebelum musim hujan tiba dalam beberapa pekan. Ini makin merunyamkan penyaluran bantuan," kata Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia Ertharin Cousin kepada Reuters.  "Kekhawatiran kami adalah musim hujan akan segera tiba," kata dia.

Yang juga mengkhawatirkan adalah penyebaran penyakit. "Rumah sakit-rumah sakit sudah kelebihan pasien, air bersih langka, jenazah masih terkubur di reruntuhan dan orang masih tidur di ruang terbuka," kata Rownak Khan, Deputi perwakilan UNICEF di Nepal.  "Ini adalah faktor sempurna bagi menyebarluasnya penyakit."

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

9 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan, melakukan Yoga saat pagi hari dirumahnya di Kathmandu, Nepal, 12 April 2017. Min Bahadur Sherchan, akan menjadi  pendaki Everest tertua di dunia yang pernah diraihnya pada 2008. REUTERS/Navesh Chitrakar
Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

Pemerintah Nepal akan segera membatasi usia pendaki Gunung Everest setelah seorang kakek berusia 85 tahun tewas saat berusaha menaiki puncak tertinggi


Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

6 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan. REUTERS
Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

Menurutnya, usia bukan halangan mewujudkan mimpi.


Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

21 Desember 2016

123rf.com
Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

Tradisi mengasingkan perempuan yang sedang haid di luar rumah di Nepal memakan korban seorang remaja putri. Tradisi ini sebenarnya sudah dilarang.


Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

3 Agustus 2016

Calon Perdana Menteri dan Ketua Partai Komunis Bersatu Nepal (Maois) Pushpa Kamal Dahal, yang juga dikenal sebagai Prachanda, tersenyum disela pemilihan perdana menteri di Kathmandu, Nepal, 3 Agustus 2016. REUTERS/Navesh Chitrakar
Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

Mantan pemimpin pemberontak Maoist terpilih menjadi Perdana Menteri Nepal.


Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

29 Oktober 2015

Presiden terpilih Nepal, Bidhya Bhandari (tengah) melambaikan tangan usai terpilih di parlemen di Kathmandu, Nepal, 29 Oktober 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal.


Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

1 September 2015

Anak korban bencana gempa bumi di Nepal, Shrestha mengenakan kaos pemberian Cristiano Ronaldo. Omar Havana via www.telegraph.co.uk
Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.


Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

28 Juli 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong
Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

Masyarakat di Desa Kudiya masih menganut kepercayaan kuno tentang kekuatan sihir dan entitas supranatural.


Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

12 Juli 2015

Ilustrasi ginjal
Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

Daerah ini disebut Desa Ginjal karena hampir semua orang yang tinggal di sana telah menjual ginjal mereka kepada pedagang organ tubuh manusia.


Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

25 Juni 2015

Birendra Karmacharya bersama dengan anak-anaknya melintasi didepan reruntuhan bagunan yang hancur akibat gempa bumi April lalu saat mengantarkannya kesekolah pada hari pertama di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

Cadangan devisa Nepal aman.


Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

31 Mei 2015

Sejumlah siswa melakukan intruksi gurunya untuk melakukan meditasi guna menghilangkan stress akibat gempa pada bulan lalu di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. Menteri Pendidikan resmi membuka kembali sekolah di 14 daerah yang terkena gempa. REUTERS/Navesh Chitrakar
Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

Fokus pembelajarannya pada bermain game dan kegiatan budaya untuk memulihkan trauma dari gempa hebat di Nepal.