Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bea Cukai Nepal Menahan Bantuan Penting untuk Korban Gempa  

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Bantuan kemanusiaan RI telah tiba di Kathmandu,  Nepal. (Foto: Direktorat PWNI Kemlu RI)
Bantuan kemanusiaan RI telah tiba di Kathmandu, Nepal. (Foto: Direktorat PWNI Kemlu RI)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pihak birokrasi di Bandar Udara Katmandu menahan bantuan penting untuk warga Nepal yang selamat dari gempa pada Sabtu saat jumlah korban tewas melebihi 6.600 jiwa.

Perwakilan PBB Jamie McGoldrick mengatakan bahwa pemerintah Nepal harus melonggarkan aturan bea cukai untuk menghindari lonjakan aliran bantuan, sehingga dapat menyalurkannya dengan cepat.

Bantuan bahan dalam berbagai bentuk menumpuk di Bandar Udara Katmandu dan belum bisa disalurkan kepada korban, kata McGoldrick kepada Reuters.

"Mereka seharusnya tidak menggunakan mekanisme bea cukai yang berlaku pada masa tidak ada bencana," kata dia.

Nepal telah membebaskan kain terpal dan tenda dari pajak impor pada Jumat lalu. Namun demikian, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Laxmi Prasad Dhakal mengatakan bahwa semua barang dari luar negeri harus diinspeksi terlebih dahulu.

Pada Jumat, Menteri Keuangan Ram Sharan Mahat telah meminta donor internasional untuk mengirim tenda, terpal, dan sejumlah pasokan makanan sambil menambahkan bahwa sejumlah barang yang telah diterima negaranya tidak bisa digunakan.

"Kami telah menerima sejumlah barang, seperti ikan tuna dan saus mayonaise. Apa gunanya barang ini? Kami butuh gandum, garam, dan gula," kata Mahat kepada sejumlah wartawan.

Pada Sabtu, pesawat militer milik Amerika Serikat dijadwalkan tiba di Kathmandu untuk membantu operasi distribusi bantuan. Salah satu tugas mereka adalah mengatasi menumpuknya barang-barang bantuan.

Brigadir Jenderal Paul Kennedy asal Amerika Serikat mengatakan bahwa enam pesawat militer, termasuk di antaranya dua helikopter, akan tiba dengan membawa seratus tentara dan sejumlah peralatan angkut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di sisi lain, pemerintah Nepal mengatakan bahwa upaya percepatan pengiriman bantuan di daerah terpencil terhambat oleh kurangnya jumlah truk dan pengemudinya.

"Kami mempunyai cadangan gandum dan makanan yang cukup, tapi kami tidak dapat menyalurkan bantuan ini dengan cepat," kata Manajer Nepal Food Corp, Shrimani Raj Khanal.

Menurut keterangan Khanal, helikopter dari pihak militer telah menjatuhkan bantuan dalam bentuk mi instan untuk warga di daerah terpencil. Namun yang mereka butuhkan adalah beras dan bahan masakan lain.

Gempa berkekuatan 7,8 SR di Nepal hingga kini telah merenggut 6.655 nyawa warga Nepal dan lebih dari 14.000 lainnya.

Sepekan setelah bencana, sebagian warga Nepal masih tidur di ruang terbuka karena khawatir akan adanya gempa susulan. Tenda-tenda telah didirikan di sejumlah stadion olahraga di Kathmandu dan lapangan golf.

Menurut perhitungan PBB, 600.000 rumah rata dengan tanah akibat goncangan di negara berpenduduk 28 juta tersebut. Selain itu, setidaknya dua juga orang membutuhkan tenda, air bersih, makanan, dan obat-obatan selama tiga bulan mendatang, demikian Reuters.

ANTARA
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

9 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan, melakukan Yoga saat pagi hari dirumahnya di Kathmandu, Nepal, 12 April 2017. Min Bahadur Sherchan, akan menjadi  pendaki Everest tertua di dunia yang pernah diraihnya pada 2008. REUTERS/Navesh Chitrakar
Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

Pemerintah Nepal akan segera membatasi usia pendaki Gunung Everest setelah seorang kakek berusia 85 tahun tewas saat berusaha menaiki puncak tertinggi


Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

6 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan. REUTERS
Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

Menurutnya, usia bukan halangan mewujudkan mimpi.


Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

21 Desember 2016

123rf.com
Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

Tradisi mengasingkan perempuan yang sedang haid di luar rumah di Nepal memakan korban seorang remaja putri. Tradisi ini sebenarnya sudah dilarang.


Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

3 Agustus 2016

Calon Perdana Menteri dan Ketua Partai Komunis Bersatu Nepal (Maois) Pushpa Kamal Dahal, yang juga dikenal sebagai Prachanda, tersenyum disela pemilihan perdana menteri di Kathmandu, Nepal, 3 Agustus 2016. REUTERS/Navesh Chitrakar
Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

Mantan pemimpin pemberontak Maoist terpilih menjadi Perdana Menteri Nepal.


Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

29 Oktober 2015

Presiden terpilih Nepal, Bidhya Bhandari (tengah) melambaikan tangan usai terpilih di parlemen di Kathmandu, Nepal, 29 Oktober 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal.


Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

1 September 2015

Anak korban bencana gempa bumi di Nepal, Shrestha mengenakan kaos pemberian Cristiano Ronaldo. Omar Havana via www.telegraph.co.uk
Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.


Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

28 Juli 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong
Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

Masyarakat di Desa Kudiya masih menganut kepercayaan kuno tentang kekuatan sihir dan entitas supranatural.


Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

12 Juli 2015

Ilustrasi ginjal
Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

Daerah ini disebut Desa Ginjal karena hampir semua orang yang tinggal di sana telah menjual ginjal mereka kepada pedagang organ tubuh manusia.


Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

25 Juni 2015

Birendra Karmacharya bersama dengan anak-anaknya melintasi didepan reruntuhan bagunan yang hancur akibat gempa bumi April lalu saat mengantarkannya kesekolah pada hari pertama di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

Cadangan devisa Nepal aman.


Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

31 Mei 2015

Sejumlah siswa melakukan intruksi gurunya untuk melakukan meditasi guna menghilangkan stress akibat gempa pada bulan lalu di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. Menteri Pendidikan resmi membuka kembali sekolah di 14 daerah yang terkena gempa. REUTERS/Navesh Chitrakar
Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

Fokus pembelajarannya pada bermain game dan kegiatan budaya untuk memulihkan trauma dari gempa hebat di Nepal.