Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Korban Gempa Nepal Diperkirakan Masih Ribuan Orang  

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Dari kiri: Jeroen Hehuwat, Kadek Ardana, dan Alma Parahita, tiga pendaki yang hilang kontak saat gempa Nepal di pusat krisis Taruna Hiking Club, Bandung, 29 April 2015. TEMPO/Prima Mulia
Dari kiri: Jeroen Hehuwat, Kadek Ardana, dan Alma Parahita, tiga pendaki yang hilang kontak saat gempa Nepal di pusat krisis Taruna Hiking Club, Bandung, 29 April 2015. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.COJakarta - Ribuan orang masih belum ditemukan di Nepal setelah gempa yang menewaskan 6.250 orang mengguncang negara tersebut.

Angka korban yang tewas diperkirakan akan meningkat, seperti yang dikutip dari Reuters. Petugas SAR masih melakukan pencarian di reruntuhan bangunan. Mereka mengalami kesulitan menjangkau beberapa area terpencil.

Di ibu kota Kathmandu, beberapa jenazah yang belum diklaim segera dikremasi demi alasan kesehatan.

"Rumah jenazah penuh di luar kapasitas. Kami diberi instruksi untuk segera membakar mayat setelah bisa dikeluarkan," kata Raman Lal, anggota paramiliter India yang berkoordinasi dengan tentara Nepal.

Menurut petugas setempat, korban meninggal mungkin adalah pekerja dari negara tetangga, seperti India.

Kepala delegasi Uni Eropa di Nepal mengatakan orang Eropa yang belum terhitung berjumlah hingga 1.000 orang. Kebanyakan dari mereka berada di rute trekking, pendakian.

Diperkirakan sulit untuk melacak mereka karena ada pelancong backpacker yang tidak mendaftar ke kedutaan besar.

"Tidak berarti mereka terkubur. Mereka bisa saja meninggalkan negara tanpa memberi kabar sebelum gempa," kata Duta Besar Rensje Teerink.

Menurut petugas Uni Eropa yang menolak menyebutkan namanya, ada beberapa alasan warganya tidak terhitung, yaitu karena pergerakannya cepat dan begitu cair. Ia juga berpendapat angka itu hanya taksiran.

Berdasarkan penelusuran Reuters, orang yang belum terhitung berasal dari Prancis, Italia, Spanyol dan Belanda dengan jumlah 371. Warga negara Irlandia, Kroasia dan Rumania telah dilacak, sementara negara Eropa lainnya belum memberi pembaruan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, bantuan perlahan mencapai kota dan desa terpencil yang dekat dengan pegunungan dan kaki gunung Himalaya. Pemerintah mengatakan upaya mempercepat pengiriman bantuan terhambat persediaan truk dan sopir karena banyak yang kembali ke desa untuk membantu keluarga mereka.

"Lumbung penuh dan kami punya stok makanan yang cukup. Namun kami tidak bisa mengangkutnya lebih cepat," kata Shrimani Raj Khanal, seorang manager di Nepal Food Corp.

Pesawat angkatan bersenjata menjatuhkan bantuan berisi mi instan dan biskuit ke masyarakat di pedalaman. Namun sebetulnya mereka butuh beras dan bumbu lainnya untuk membuat makanan yang lebih layak, kata dia.

Penduduk Nepal yang selamat tidur di ruang terbuka sejak gempa karena takut kembali ke rumah.

Menurut data Persatuan Bangsa-Bangsa, 600.000 bangunan hancur atau rusak.

Menteri Informasi Nepal Minendra Rijal mengatakan pemerintah akan memberikan 1.000 dolar untuk membantu para keluarga korban tewas dan 400 dolar untuk pemakaman atau kremasi.

Menurut PBB, 8 juta dari 28 juta penduduk Nepal terdampak gempa. Sekitar 2 juta jiwa membutuhkan tenda, air, makanan, dan obat-obatan selama tiga bulan ke depan.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

9 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan, melakukan Yoga saat pagi hari dirumahnya di Kathmandu, Nepal, 12 April 2017. Min Bahadur Sherchan, akan menjadi  pendaki Everest tertua di dunia yang pernah diraihnya pada 2008. REUTERS/Navesh Chitrakar
Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

Pemerintah Nepal akan segera membatasi usia pendaki Gunung Everest setelah seorang kakek berusia 85 tahun tewas saat berusaha menaiki puncak tertinggi


Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

6 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan. REUTERS
Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

Menurutnya, usia bukan halangan mewujudkan mimpi.


Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

21 Desember 2016

123rf.com
Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

Tradisi mengasingkan perempuan yang sedang haid di luar rumah di Nepal memakan korban seorang remaja putri. Tradisi ini sebenarnya sudah dilarang.


Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

3 Agustus 2016

Calon Perdana Menteri dan Ketua Partai Komunis Bersatu Nepal (Maois) Pushpa Kamal Dahal, yang juga dikenal sebagai Prachanda, tersenyum disela pemilihan perdana menteri di Kathmandu, Nepal, 3 Agustus 2016. REUTERS/Navesh Chitrakar
Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

Mantan pemimpin pemberontak Maoist terpilih menjadi Perdana Menteri Nepal.


Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

29 Oktober 2015

Presiden terpilih Nepal, Bidhya Bhandari (tengah) melambaikan tangan usai terpilih di parlemen di Kathmandu, Nepal, 29 Oktober 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal.


Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

1 September 2015

Anak korban bencana gempa bumi di Nepal, Shrestha mengenakan kaos pemberian Cristiano Ronaldo. Omar Havana via www.telegraph.co.uk
Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.


Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

28 Juli 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong
Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

Masyarakat di Desa Kudiya masih menganut kepercayaan kuno tentang kekuatan sihir dan entitas supranatural.


Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

12 Juli 2015

Ilustrasi ginjal
Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

Daerah ini disebut Desa Ginjal karena hampir semua orang yang tinggal di sana telah menjual ginjal mereka kepada pedagang organ tubuh manusia.


Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

25 Juni 2015

Birendra Karmacharya bersama dengan anak-anaknya melintasi didepan reruntuhan bagunan yang hancur akibat gempa bumi April lalu saat mengantarkannya kesekolah pada hari pertama di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

Cadangan devisa Nepal aman.


Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

31 Mei 2015

Sejumlah siswa melakukan intruksi gurunya untuk melakukan meditasi guna menghilangkan stress akibat gempa pada bulan lalu di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. Menteri Pendidikan resmi membuka kembali sekolah di 14 daerah yang terkena gempa. REUTERS/Navesh Chitrakar
Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

Fokus pembelajarannya pada bermain game dan kegiatan budaya untuk memulihkan trauma dari gempa hebat di Nepal.