TEMPO.CO , Khatmandu: Korban tewas akibat gempa bumi Nepal terus naik melewati angka 6.100 pada Jumat, 1 Mei 2015.
Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri mengatakan jumlah korban tewas meningkat menjadi 6.134 orang dan 13.906 cedera orang.
Ratusan mayat masih ditemukan enam hari setelah gempa 7,9 Magnitude menghancurkan negara Himalaya yang memiliki populasi 28 juta orang tersebut. Jenazah-jenazah langsung dikremasi secara masal.
"Rumah duka telah melebihi kapasitas dan kami telah diberi instruksi untuk membakar tubuh segera setelah mereka ditarik keluar dari reruntuhan," kata Raman Lal, pejabat India yang berkoordinasi dengan pasukan Nepal.
Menteri Informasi Minendra Rijal mengatakan, pemerintah akan menyediakan US$ 1.000 untuk bantuan kepada keluarga korban gempa yang tewas dan serta US$ 400 untuk kremasi atau penguburan.
Bantuan perlahan mulai mencapai kota-kota terpencil dan desa-desa yang terletak di pegunungan dan perbukitan. Bau mayat yang terperangkap di bawah puing-puing bangunan di ibu kota, membuat warga sulit untuk kembali ke rumah mereka.
Tim penyelamat yang mulai mencapai daerah-daerah terpencil melaporkan 70 sampai 80 persen bangunan rusak parah di Chautara, sebelah timur laut dari Kathmandu, menuju perbatasan dengan Cina Tibet.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, 600 ribu rumah hancur atau rusak. PBB mengatakan 8 juta orang telah terkena dampak, setidaknya 2 juta orang membutuhkan tenda, air, serta makanan dan obat-obatan selama tiga bulan ke depan.
Sedangkan Menteri Keuangan Ram Sharan Mahat mengatakan Nepal akan membutuhkan setidaknya US$ 2 miliar untuk membangun kembali rumah, rumah sakit, kantor pemerintah, dan bangunan bersejarah dan meminta bantuan dari donor internasional.
"Ini hanyalah sebuah estimasi awal dan itu membutuhkan waktu untuk menilai tingkat kerusakan dan menghitung biaya pembangunan kembali," kata Mahat kepada Reuters yang dilansir pada Jumat, 1 Mei 2015.
Perdana Menteri Sushil Koirala kepada Reuters awal pekan ini memperkirakan jumlah korban tewas dari gempa bisa mencapai 10 ribu orang.
Itu akan melampaui 8.500 yang meninggal dalam gempa 1934, bencana terakhir pada skala ini untuk memukul Himalaya yang terjepit antara India dan China.
Di Himalaya, pendakian Gunung Everest akan diatur untuk dibuka kembali pekan depan pasca terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh longsoran salju. Longsoran besar tersebut menewaskan 18 pendaki dan pemandu gunung di Everest base camp.
REUTERS | YON DEMA