Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kondisi Kamp Pengungsi Korban Gempa Nepal Menjijikkan  

Editor

Grace gandhi

image-gnews
Warga Nepal, berlindung dibawah tenda yang didirikannya di lapangan terbuka atau alun-alun usai terjadi gempa bumi di Kathmandu, Nepal, 26 April 2015. AP Photo
Warga Nepal, berlindung dibawah tenda yang didirikannya di lapangan terbuka atau alun-alun usai terjadi gempa bumi di Kathmandu, Nepal, 26 April 2015. AP Photo
Iklan

TEMPO.CO, Khatmandu - Kondisi di Nepal menjadi semakin buruk dalam 24 jam terakhir, terutama dengan turunnya hujan deras, sehingga semakin menambah penderitaan para pengungsi. Bahkan di hari yang cerah, kamp-kamp darurat di pusat Kathmandu menjadi tempat yang menyedihkan.

Dengan perkiraan hujan akan turun lebih sering di pekan depan, krisis tempat penampungan pasca-gempa di Kathamandu akan menjadi hal penting untuk dicari jalan keluarnya.

"Pemerintah tidak memberikan apa-apa," kata salah satu warga kota yang hidup di bawah terpal dengan keluarganya.

Dia mengatakan tempat penampungan basah dengan banyak di antaranya yang tidak memiliki kasur. Ini membuat anak-anak banyak yang jatuh sakit.

Seorang wanita lain mengatakan semua keluarganya telah sakit setelah mereka diberi air minum yang kotor. Dia mengatakan sanitasi di kamp itu sangat menjijikkan.

Bahkan, seorang perawat asal Kiwi, Alyssa Lowe, yang baru saja kembali dari perjalanan Himalaya setelah terhambat gempa mengatakan jika ia ingin menggunakan keahliannya untuk membantu. Namun dia tidak tahu harus mulai dari mana.

"Ada begitu banyak (pengungsi)," katanya. "Di sini memerlukan perumahan yang layak, tempat tinggal yang memadai. Sekarang di sini tidak memadai."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lowe juga mengatakan rakyat Nepal sangat membutuhkan makanan, bantuan, dan persediaan medis.

Dilansir dari laman 3NEWS, diperkirakan sekitar 25 ribu orang saat ini tinggal di kamp-kamp darurat. Beberapa orang mengatakan mereka ingin keluar dari rumah. Jumlah pengungsi diperkirakan bisa lebih besar lagi.

Terhitung sudah empat hari sejak gempa yang terjadi Sabtu, 25 April 2015 lalu, hari ini pemerintah Nepal mengumumkan orang-orang yang selamat akan diminta kembali ke rumah. Mereka khawatir kamp-kamp pengungsi menjadi tempat berkembang biaknya berbagai penyakit.

Sejauh ini korban tewas akibat gempa mematikan 7,9 Skala Richter pada Sabtu lalu telah meningkat menjadi lebih dari 5 ribu orang, tapi diperkirakan bisa mencapai 10 ribu orang.

3NEWS.CO.NZ | MECHOS DE LAROCHA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

9 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan, melakukan Yoga saat pagi hari dirumahnya di Kathmandu, Nepal, 12 April 2017. Min Bahadur Sherchan, akan menjadi  pendaki Everest tertua di dunia yang pernah diraihnya pada 2008. REUTERS/Navesh Chitrakar
Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

Pemerintah Nepal akan segera membatasi usia pendaki Gunung Everest setelah seorang kakek berusia 85 tahun tewas saat berusaha menaiki puncak tertinggi


Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

6 Mei 2017

Min Bahadur Sherchan. REUTERS
Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

Menurutnya, usia bukan halangan mewujudkan mimpi.


Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

21 Desember 2016

123rf.com
Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

Tradisi mengasingkan perempuan yang sedang haid di luar rumah di Nepal memakan korban seorang remaja putri. Tradisi ini sebenarnya sudah dilarang.


Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

3 Agustus 2016

Calon Perdana Menteri dan Ketua Partai Komunis Bersatu Nepal (Maois) Pushpa Kamal Dahal, yang juga dikenal sebagai Prachanda, tersenyum disela pemilihan perdana menteri di Kathmandu, Nepal, 3 Agustus 2016. REUTERS/Navesh Chitrakar
Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

Mantan pemimpin pemberontak Maoist terpilih menjadi Perdana Menteri Nepal.


Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

29 Oktober 2015

Presiden terpilih Nepal, Bidhya Bhandari (tengah) melambaikan tangan usai terpilih di parlemen di Kathmandu, Nepal, 29 Oktober 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal.


Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

1 September 2015

Anak korban bencana gempa bumi di Nepal, Shrestha mengenakan kaos pemberian Cristiano Ronaldo. Omar Havana via www.telegraph.co.uk
Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.


Temuan Jasad Baru Gempa Nepal di Langtang, Warga Indonesia?

7 Agustus 2015

Seorang wanita terluka di bagian kepala terkena reruntuhan bangunan saat gempa susulan kembali mengguncang Nepal, 12 Mei 2015. Pusat gempa berada di 76 kilometer sebelah timur Kathmandu. REUTERS/Navesh Chitrakar
Temuan Jasad Baru Gempa Nepal di Langtang, Warga Indonesia?

Sebanyak 17 jasad baru kembali ditemukan empat bulan setelah gempa bumi dahsyat mengguncang Nepal.


Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

28 Juli 2015

TEMPO/Mahfoed Gembong
Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

Masyarakat di Desa Kudiya masih menganut kepercayaan kuno tentang kekuatan sihir dan entitas supranatural.


Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

12 Juli 2015

Ilustrasi ginjal
Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

Daerah ini disebut Desa Ginjal karena hampir semua orang yang tinggal di sana telah menjual ginjal mereka kepada pedagang organ tubuh manusia.


Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

25 Juni 2015

Birendra Karmacharya bersama dengan anak-anaknya melintasi didepan reruntuhan bagunan yang hancur akibat gempa bumi April lalu saat mengantarkannya kesekolah pada hari pertama di Bhaktapur, Nepal, 31 Mei 2015. REUTERS/Navesh Chitrakar
Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

Cadangan devisa Nepal aman.