TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak akhirnya buka suara soal isu keterlibatannya dalam pembunuhan model asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu. Dalam sebuah wawancara dengan TV3 malam ini, ia mengatakan tidak mengenal model yang tewas sembilan tahun lalu itu, baik secara langsung maupun tidak langsung.
"Tidak ada bukti sama sekali untuk mengatakan saya mengetahui soal Altantuya. Tidak ada foto, tidak ada tulisan, tidak ada saksi, dan polisi telah menyelidiki hal itu," katanya. "Hal ini terjadi pada tahun 2008, sudah lama."
Najib mengatakan bahwa ia telah mengucapkan sumpah secara agama sebanyak tiga kali, termasuk di sebuah masjid di Permatang Pauh pada 2008. Saat itu ia menjelaskan dirinya tidak pernah mengenal Altantuya atau terlibat dalam pembunuhan itu.
"Kasus ini sudah bergulir di pengadilan sampai ke Pengadilan Federal. Apakah kita akan mempertanyakan integritas pengadilan yang telah dijaga begitu lama?" tanyanya.
Kamis pekan lalu, mantan Perdana Menteri Malaysia Dr Mahathir Mohamad melontarkan kritik pedas terhadap Najib. Dalam posting di blog pribadinya, dia menyatakan Najib harus menjelaskan tentang dugaan keterlibatannya dalam pembunuhan Altantuya dan bahwa warga Malaysia tak menghendakinya lagi sebagai perdana menteri.
Pembunuhan Altantuya menyeret nama komandan polisi Sirul Azhar Umar, yang merupakan mantan pengawal Najib. Sirul baru-baru ini menyatakan bahwa dia saat itu bertindak "di bawah perintah" untuk membunuh Altantuya.
Dalam wawancara itu, Najib menyatakan bahwa pada saat pembunuhan, Pak Lah (perdana menteri saat itu, Abdullah Ahmad Badawi) telah diberi laporan dan Inspektur Jenderal Polisi mengeluarkan pernyataan bahwa ia (Najib) tidak terlibat.
Ditanya apakah Dr Mahathir telah bertanya tentang kasus Altantuya pada beberapa kesempatan, Najib menjawab, "Tidak secara langsung". "Kami membahasnya pada satu waktu. Dalam diskusi tersebut, saya melihat bahwa dia tidak bertanya apakah saya terlibat dalam kasus Altantuya dan saya berasumsi bahwa masalah ini tidak muncul sama sekali," katanya.
AP | INDAH P