TEMPO.CO, Garissa - Jet tempur angkatan udara Kenya berhasil menghancurkan dua kamp pertahanan al-Shabab di Somalia. Gempuran tersebut merupakan respon besar pertama sejak kelompok bersenjata itu melakukan pembunuhan massal mahasiswa di sebuah universitas di Kenya, Kamis, 2 April 2015, pekan lalu.
Sejumlah pria besenjata yang berafiliasi dengan al-Qada membunuh 148 orang pada Kamis, 2 April 2015, ketika menyerbu kampus Universitas Garissa, berjarak sekitar 200 kilometer dari perbatasan Somalia.
Menurut juru bicara Pasukan Pertahanan Kenya, David Obonyo, jet tempur Kenya menghantam kamp al-Shabab di kawasan Gedo dan beberapa tempat lainnya pada Ahad, 5 April 2015, dan Senin, 6 April 2015. Misi ini, jelas Obonyo, sebagai bagian dari upaya menghentikan para pemberontak masuk ke dalam wilayah Kenya.
"Gambar-gambar yang diperoleh angkatan udara kami menunjukkan kamp mereka benar-benar hancur," ucapnya. Dia menambahkan, lokasi tersebut tertutup awan menyebabkan sulit memperkirakan berapa jumlah korban tewas.
Sheikh Abdiasis Abu Musab, juru bicara militer al-Shabab, mengatakan kepada kantor berita Reuters, tak satupun dari kamp mereka hancur akibat serangan udara Ahad kemarin. "Jet mereka hanya menghantam lahan pertanian."
Setelah mengepung universitas, militan bersenjata al-Shabab membariskan sejumlah mahasiswa non-muslim sebelum mengeksekusinya dalam sebuah serangan berdarah.
Serangan tersebut diklaim telah menewaskan 142 mahasiswa, tiga perwira polisi, dantiga tentara. Presiden Uhuru Kenyatta, Sabtu, 4 April 2015, berjanji akan menyeret para penyerbu ke meja hijau karena melakukan pembataian berat. Dia juga bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan tersebut.
AL JAZEERA | CHOIRUL