TEMPO.CO, Vatikan - Paus Fransiskus menyerukan pesan perdamaian lewat Paskah. Paus memuji kerangka kesepakatan nuklir Amerika dengan Iran sebagai kesempatan menjadikan dunia lebih aman.
Namun, pada saat yang sama, Paus Fransiskus menyatakan kekhawatirannya yang mendalam tentang pertumpahan darah di Libya, Yaman, Suriah, Irak, Nigeria, dan tempat lain di Afrika.
Harapan dan simpati Paus Fransiskus disampaikan melalui pesan Urbi et Orbi Easter—pesan resmi Paus tentang keadaan dunia—yang disampaikan dari balkon Basilika Santo Petrus setelah Paus memimpin misa Paskah pada Minggu, 5 April 2015. Puluhan ribu orang yang memadati lapangan gereja tampak khusyuk mengikuti misa di tengah hujan.
Selama misa, Paus Fransiskus terlindung dari hujan deras dengan kanopi yang didirikan di luar Basilika Santo Petrus, sementara uskup membawa payung kuning dan putih Vatikan.
Fransiskus memberikan komentar pertama tentang kesepakatan kerangka kerja baru nuklir Iran yang dicapai di Lausanne, Swiss. Kesepakatan itu memastikan Iran tidak lagi mengembangkan senjata nuklir.
"Dengan harapan, kita mempercayakan pada belas kasih Tuhan, kerangka kesepakatan yang baru-baru ini disepakati di Lausanne, bahwa mungkin menjadi langkah definitif menuju dunia yang lebih aman dan ramah," kata Paus.
"Dan kami menuntut perdamaian dunia bagi mereka yang menjual senjata, yang mencari nafkah dengan darah pria dan wanita," ujar Paus, yang mengutuk praktek perdagangan senjata dan beredarnya senjata di dunia saat ini.
Selain berbicara tentang persoalan nuklir Iran, Paus juga mengutuk pertumpahan darah absurd dan semua tindak kekerasan biadab di Libya, yang menjadikan suku-suku dan milisi saling bunuh. Dia berharap keinginan bersama untuk perdamaian akan diwujudkan di Yaman, yang telah didera perang sipil.
Fransiskus mendoakan deru senjata akan berhenti di Suriah dan Irak, serta perdamaian akan datang di Nigeria, Sudan Selatan, Sudan, dan Kongo, Afrika.
BELFASTTELEGRAPH | MECHOS DE LAROCHA