TEMPO.CO, Jakarta - Politikus oposisi Malaysia dari Partai Keadilan Rakyat, Tian Chua, menilai udara yang ada di Indonesia, khususnya di Jakarta, lebih polutif ketimbang di Malaysia. Namun Tian Chua mengaku lebih menyukai udara di Indonesia.
"Meski berpolusi, udara di sini lebih bebas," kata Tian Chua di kantor Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 4 April 2015.
Tian Chua beberapa minggu lalu ditahan pemerintah Malaysia. "Meskipun saya ini anggota parlemen," katanya.
Tian Chua dituduh menghasut. Menurut Tian Chua, pemerintah menahan dia dan para aktivis lain karena takut akan muncul kekuatan baru.
Tian Chua dan Nurul Izzah, putri pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, datang ke Indonesia untuk mencari dukungan agar Malaysia lebih demokratis dan menghargai hak asasi manusia.
Menurut Tian Chua, Indonesia juga berkepentingan dalam mendukung proses demokratisasi di Malaysia. Di era Masyarakat Ekonomi ASEAN nanti, hubungan antarnegara akan lebih terbuka.
Pekerja Indonesia yang ada di Malaysia, kata dia, juga harus mendapat perlindungan yang mencukupi. "Kita semua harus menghormati dasar-dasar hak manusia," katanya.
Rencananya, Tian Chua dan rombongannya ke Indonesia untuk menemui para tokoh politik, aktivis, dan media guna meminta dukungan kebebasan demokrasi lewat gerakan March 2 Freedom.
Tian Chua sadar bisa dijebloskan ke penjara begitu pulang kembali ke negaranya. "Saya siap masuk penjara. Itu risiko perjuangan," katanya.
MUHAMMAD MUHYIDDIN