TEMPO.CO, Jakarta: Wabah ebola di Afrika Barat berdampak buruk pada sembilan juta anak di sana. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak (UNICEF) mendesak pemberantasan penuh ebola di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. Tiga negara ini paling buruk terkena epidemi ebola.
Selain terkena wabah ebola, ribuan anak kehilangan menjadi piatu atau bahkan jadi yatim piatu karena orang tua mereka meninggal digerogoti virus ebola.
Dengan sistem kekebalan yang telah lumpuh, anak-anak juga rentan terhadap penyakit lain seperti malaria, campak, dan kekurangan gizi akut.
Di Guinea, kunjungan ke rumah sakit turun 50 persen pada tahun 2014 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena wabah.
Di Sierra Leone, pemberian imunisasi dasar bagi anak-anak turun 21 persen, sementara jumlah anak yang dirawat untuk malaria turun hampir 40 persen.
Di Liberia, hanya 37 persen anak-anak yang lahir dengan layanan fasilitas kesehatan antara bulan Mei dan Agustus 2014, yang turun dari 52 persen pada tahun 2013.
"Wabah tidak akan berakhir sampai ada nol kasus, kecuali jika setiap kontak tunggal telah dilacak dan dipantau," kata Barbara Bentein, koordinator darurat global UNICEF untuk ebola.
"Kita tidak bisa membiarkan pertahanan kita lemah, layanan dasar harus didirikan kembali dengan aman dengan menggunakan cara-cara yang bertanggung jawab," lanjutnya.
Menurut angka terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia, 24.597 orang telah terinfeksi oleh ebola, sementara korban tewas berjumlah 10.144 orang.
TIMES LIVE | MECHOS DE LAROCHA