TEMPO.CO, Jakarta: Kabar tentang "lenyapnya" Presiden Rusia Vladimir Putin memicu spekulasi terjadinya kudeta oleh para perwira senior di Negeri Beruang Merah.
Andrei Illarionov, mantan orang dekat Putin, mengklaim seorang mantan mata-mata KGB sedang disiapkan untuk menggantikan. Demikian dilaporkan Daily Mail, Jumat, 13 Maret 2015.
Illarionov adalah mantan penasihat ekonomi Putin yang tahun lalu memprediksi langkah Putin mencaplok daerah Ukraina, tepat tiga pekan sebelum hal itu terjadi.
Menurut Illarionov, Putin akan digulingkan oleh kelompok garis keras yang disetujui oleh Gereja Ortodoks Rusia dalam sebuah kudeta istana. Dia mengatakan kepala staf Kremlin, Sergei Ivanov, yang juga mantan menteri pertahanan, akan menjadi perdana menteri, kursi yang kini diduduki Dmitry Medvedev.
Setelah penggantian ini, yang disebut-sebut sebagai "konspirasi para jenderal", Putin akan langsung disingkirkan. Menurut konstitusi Rusia, ketika presiden mundur, perdana menteri akan menggantikannya untuk menyiapkan pemilihan umum segera.
"Beberapa hari ke depan kami perkirakan Perdana Menteri Dmitry Medvedev mundur dan Sergei Ivanov akan menggantikannya," kata Illarionov. Setelah itu, "Masyarakat akan diberi tahu bahwa pemimpin nasional (Putin) butuh istirahat."
Ivanov, 62 tahun, yang memiliki pangkat kolonel jenderal di kemiliteran, jarang terlihat di depan publik beberapa hari belakangan ini. Dia punya putra yang meninggal karena tenggelam secara misterius di Dubai pada November lalu.
Desember lalu Putin membantah isu kudeta terhadapnya. "Saya dapat pastikan kepada kalian bahwa kami tidak punya istana, jadi kudeta istana tidak mungkin terjadi. Rumah resmi presiden adalah Kremlin. Rumah itu dijaga dengan baik," katanya.
K | DAILY MAIL