Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gorila ini Sendirian di Kurungan Selama 20 Tahun

image-gnews
Gorila bernama Bua Noi di Bangkok. ABCnews.com
Gorila bernama Bua Noi di Bangkok. ABCnews.com
Iklan

TEMPO.CO , Bangkok:Seekor gorila betina bernama Bua Noi hidup sendirian selama dua puluh tahun di dalam kandang beton. Buo Noi, 26 tahun dipelihara Kanit Sermsirimongkol, di Bangkok, Thailand.

Sermsirimongkol mengatakan membuka kebun binatang di mal sejak 30 tahun yang lalu karena dia mencintai binatang. Kebun binatang tersebut berada di lantai tujuh salah satu mal.

Ia beralasan tidak ada aturan yang membatasi seseorang memelihara binatang tertentu termasuk membuat tempat tinggal atasnya.

"Tidak ada peraturan seberapa besar seharusnya ukuran kandang untuk monyet, ular atau burung. Belum ada aturan tentang itu," katanya.

Sermsirimongkol mengatakan hewan-hewan itu semua dirawat dengan baik. Ratusan hewan, dari orangutan, panther hitam, cheetah, babon dan beruang, semua ditempatkan bersama di satu lantai.

Namun pemerintah Thailand kini telah menegaskan bahwa kebun binatang yang berada di tempat tinggi tersebut telah melanggar pedoman aturan dan memerintahkan gorila dan binatang besar lainnya untuk dipindahkan. Juli diharapkan binatang tersebut sudah dipindahkan dari mal itu.

Kelompok pemerhati kesejahteraan hewan terkejut dan marah setelah mengetahui teman Bua Noi, yang telah berbagi kandang beton yang sama dengannya, meninggal satu dekade lalu, meninggalkan gorila, hewan sosial ini hidup sendirian di mal.

Sinjira Apaithan salah satu aktivis penentang telah memimpin kampanye untuk menuntut hewan tersebut dipindahkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Saya merasa sangat sedih dengan apa yang saya lihat. Kita seharusnya sudah berhenti membicarkan persoalan ini bertahun-tahun sebelumnya," katanya.

"Ini bukan tempat untuk hewan. Jadi yang utama adalah pendidikan bagi setiap orang, bagi masyarakat Thailand, bagi generasi muda yang belajar. Ini adalah pelajaran bahwa kita harus menghargai sesama makhluk hidup."

Namun pandangan yang cukup kritis disampaikan oleh Adisorn Noochdumrong, Inspektur Jenderal dari Departemen Satwa Liar dan Taman Nasional Thailand yang mengatakan memindahkan hewan-hewan tersebut akan menimbulkan masalah.

"Memindahkan binatang besar, terutama gorila, cukup sensitif, sangat mudah baginya untuk mendapatkan infeksi jika dia pindah ke tanah dan dia bisa mati. Jadi perlu penelitian lebih lanjut." katanya.

Dokter hewan tersebut mengatakan solusi yang paling mungkin saat ini adalah gorila lain dapat segera ditemukan dan dibawa ke Bangkok untuk menemani Bua Noi di dalam kurungan.

ABC NEWS | MECHOS DE LAROCHA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

20 Juni 2021

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park. Dok. Felicia Suadika
Kebun Binatang Keluarga Lombok Wildlife Park, Ada Koleksi Satwa Membanggakan

Kebun Binatang Lombok Wildlife Park memiliki 420 ekor satwa dari 62 jenis satwa.


Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

16 Februari 2021

Kawanan ekor gorila berada di kandangnya setelah dua kawanannya dinyatakan positif COVID-19 usai jatuh sakit  di Taman Safari Kebun Binatang San Diego di San Diego, California. San Diego Zoo
Delapan Gorila di San Diego Sembuh Dari Covid-19

Delapan gorila di Kebun Binatang San Diego telah pulih sepenuhnya setelah tertular Covid-19 bulan lalu.


Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung melihat hewan yang berada di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Hari libur Lebaran kedua banyak dimanfaatkan ribuan warga untuk berlibur ke Kebun Binatang Ragunan. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kebun Binatang Ragunan Didatangi 150 Ribu Orang, Satwa Bisa Stres

Dokter hewan menyarankan Kebun Binatang Ragunan membatasi jumlah pengunjung agar satwa tidak stres.


Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

19 Juni 2018

Halte Transjakarta Dukuh Atas dengan tujuan Ragunan di padati antrian warga Jakarta, (01/01). Meski antrian panjang dan berdesakan warga Jakarta tetap antusias untuk berlibur ke kebun Binatang Ragunan. TEMPO/Dasril Roszandi
Penumpang Transjakarta Menuju Kebun Binatang Ragunan Meningkat

PT Transjakarta mencatat jumlah penumpang bus Transjakarta rute Kebun Binatang Ragunan mengalami peningkatan selama libur Lebaran 2018.


Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

19 Juni 2018

Sejumlah pengunjung memadati Kebun Binatang Ragunan, Jakarta, 16 Juni 2018. Pihak Kebun Binatang Ragunan menargetkan 800 ribu pengunjung selama 15-24 Juni 2018 atau sekitar 80 ribu pengunjung per hari. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pengelola Kebun Binatang Ragunan Bantah Kawasannya Minim Tempat Sampah

Disebut minim tempat sampah, begini tanggapan pengelola Kebun Binatang Ragunan.


Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

18 Juni 2018

Wisatawan mengamati Gajah Sumatera atau
Libur Lebaran 2018, 95 Persen Satwa Ragunan Dipamerkan

Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Dina Himawati mengatakan 95 persen satwa koleksi dipamerkan selama Libur Lebaran 2018.


Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

1 Desember 2017

Sejumlah petugas Rescue Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kota Yogyakarta memotong batang pohon tumbang di kandang burung Kasuari, Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta, 31 Maret 2016. TEMPO/Pius Erlangga
Cuaca Buruk, Gembira Loka Kurangi Waktu Hewan Keluar Kandang

Pengelola Kebun Binatang Gembira Loka juga tidak menargetkan jumlah kunjungan selama cuaca buruk, tapi tetap siap menerima pengunjung.


Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

20 November 2017

Pengunjung memberi makan rusa di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Jawa Barat, 7 Juli 2016. Pengelola TSI menyiapkan area parkir dan menambah personel untuk pelayanan pengunjung saat liburan Idul Fitri. Tempo/ Aditia Noviansyah
Pencekok Miras ke Satwa TSI: Kami Menyesal Melakukan Hal Bodoh

Mengaku telah melakukan hal bodoh yang berakibat fatal pada satwa, pelaku pencekokan miras ke satwa TSI di Cisarua, Bogor, menyesal.


Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

10 September 2017

Taman Safari Indonesia memberi kesempatan bagi pengunjung untuk memegang dan berfoto dengan ular koleksinya di Indopet Expo 2017 di ICE, BSD City, Tangerang, 10 September 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Pengunjung Pameran Satwa di Serpong Bermain dengan Ular  

Taman Safari Indonesia memamerkan koleksinya, berupa ular dan burung kakaktua.


Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

4 Juli 2017

Seekor siamang meminum teh hangat untuk menghangatkan tubuhnya saat udara dingin di kebun binatang Debrecen, Budapest, Hungaria, 25 Janaruari 2017. (Zsolt Czegledi/MTI via AP)
Siamang Tarik Jari Balita Hingga Putus, BKSDA: Dia Agresif

Tim BKSDA yang mengunjungi Kebon Rodjo juga menilai kondisi kandang satwa memenuhi standar.