TEMPO.CO, Virginia - Sebuah surat belasungkawa dari Presiden Amerika Serikat ke-36 Lyndon Baines Johnson kepada istri pemimpin hak-hak sipil Pendeta Martin Luther King Jr. terjual US$ 60.000 atau sekitar Rp 780 juta dalam lelang yang diadakan pada Kamis, 12 Maret 2015.
Surat yang diketik Johnson diberikan ke Coretta Scott King, istri Martin Luther King Jr., pada 5 April 1968, sehari setelah King ditembak mati di Memphis, Tennessee, Amerika Serikat, oleh warga kulit putih yang memicu kerusuhan di kota-kota seluruh Amerika Serikat.
"Kami akan mengurus kasus ini dan melanjutkan pekerjaan keadilan dan cinta yang Martin Luther King wariskan dan percayakan kepada kami," kata Johnson dalam suratnya. Johnson menjadi presiden setelah John F. Kennedy dibunuh pada November 1963.
Seperti yang dilansir Channel News Asia pada 13 Maret 2013, Galeri Lelang Quinn di Falls Church, Virginia, menetapkan harga minimum US$ 60.000 dan akhirnya laku dengan penawaran yang sama, meskipun diharapkan bisa laku setidaknya dua kali jumlah itu.
Pelelang Matthew Quinn mengatakan surat itu diberikan resonansi khusus untuk peringatan 50 tahun tragedi Bloody Sunday di Selma, Alabama, titik balik dalam gerakan hak-hak sipil AS.
Coretta Scott King memegang surat tersebut sampai 2003 kemudian memberikannya kepada penyanyi dan aktivis sosial, Harry Belafonte. Coretta meninggal tahun 2006.
Ketika Belafonte mencoba melelangnya pada 2008, anak-anak King keberatan dan penjualan dibatalkan. Kedua pihak kemudian terlibat dalam sengketa hukum.
Pada 2014, pengadilan memperbolehkan Belafonte menjaga surat itu. Belafonte lalu memberikan surat itu kepada saudara tirinya, Shirley Cooks. Dia dan suaminya, Stoney Cooks--anggota staf Southern Christian Leadership Conference King, memutuskan menjual surat itu dan benda kenangan King lain. Enam belas barang milik Martin Luther King semua laku dijual dengan total pendapatan mencapai US$ 99.668 atau sekitar Rp 1,2 miliar.
CHANNELNEWSASIA | YON DEMA