TEMPO.CO, Dhaka - Keadaan mengenaskan terjadi di Kota Mongla Bangladesh Selatan pada Kamis, 12 Maret 2015, ketika pabrik semen milik tentara yang pekerjaan konstruksinya dilakukan oleh perusahaan milik Cina rubuh dan menimbun ratusan orang, termasuk para pekerja.
Lebih dari 90 karyawan berada di situs kota pelabuhan tersebut ketika bangunan itu rubuh. Ratusan orang terperangkap di bawah reruntuhan beton dan baja. Sedikitnya delapan pekerja tewas dan puluhan lainnya dikhawatirkan terperangkap. Sekitar 60 orang berhasil diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit.
"Tentara dan petugas bencana menggunakan dua mesin derek besar dan pemotong baja untuk mengangkat beberapa puing, menyelamatkan sekitar selusin orang," ujar kepala administrator pemerintah Shah Alam Sarder, seperti dikutip dari ABC.
Mohammad Abdus Samad, pejabat pemerintah kabupaten, mengatakan tentara dan pelaut turut membantu petugas pemadam kebakaran untuk mencari korban. "Ada mayat di dalam puing-puing. Kami sedang berusaha mengeluarkan orang yang masih hidup terlebih dahulu," katanya.
Sementara laporan yang berbeda disampaikan oleh Belayet Hossain, petugas yang bertanggung jawab dari kantor polisi Pelabuhan Mongla, pelabuhan yang berdekatan dengan lokasi kejadian. Ia mengatakan ratusan pekerja dikhawatirkan terjebak di bawah puing-puing. "Ada sekitar 150 orang, termasuk pekerja, di dalam bangunan pabrik ketika runtuh," katanya.
Bangunan sering runtuh di Bangladesh karena sebagian besar menggunakan kualitas bahan bangunan jelek dan tidak mematuhi konstruksi aturan yang tepat.
Pada April 2013, lantai sembilan kompleks pabrik garmen runtuh tepat di luar Dhaka, ibu kota Bangladesh, yang mengakibatkan setidaknya 1.138 orang tewas.
Runtuhnya Rana Plaza, dibangun di atas tanah rawa di luar Dhaka, menjadi satu kecelakaan industri terburuk di dunia dan memicu kemarahan global untuk meningkatkan keselamatan di negara eksportir pakaian siap pakai terbesar kedua di dunia tersebut
ABC | BBC | MECHOS DE LAROCHA