TEMPO.CO, Jakarta - Publik kembali dikejutkan dengan kebengisan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Sebuah video yang diposting secara online, memuat bagaimana militan ISIS memaksa seorang remaja yang dituduh sebagai mata-mata mengakui perbuatannya, kemudian dibunuh oleh seorang anak.
Mengutip laporan Reuters, Selasa 10 Maret 2015, ISIS mengunggah sebuah video yang berisi pengakuan Muhammad Musallam, 19 tahun, seorang Arab Israel yang dituduh bekerja di dinas intelijen Israel. Dalam video itu, Musallam tampak berada di sebuah ruangan. Di duduk di kursi dengan mengenakan jumpsuit berwarna oranye.
Di situ, Musallam bercerita tentang bagaimana dia direkrut dan dilatih oleh Mossad. Musallam juga menyatakan ayah dan kakaknya telah mendorongnya terlibat dalam dunia mata-mata. Musallam mengaku bergabung dengan ISIS untuk melapor ke Israel tentang tempat persembunyian senjata, basis massa dan sistem perekrutan.
Setelah membuat pengakuan, Musallam kemudian digiring ke lapangan. Musallam dipaksa berlutut. Di dekatnya, berdiri seorang anak lelaki yang berumur sekitar 10 tahun. Bocah mengenakan kupluk, seragam militer, lengkap dengan pistol di tangannya.
Seketika, "dor!". Sebuah peluru bersarang di dahi Musallam. Bocah itu kemudian melepaskan tiga tembakan lagi ke tubuh Musallam.
Kemudian seorang militan ISIS menyebutkan anak yang menembak Musallam itu adalah calon penerus militan ISIS. "Ini anak singa dari kekhalifahan," ujar militan itu dalam bahasa Prancis.
Pejabat keamanan Israel sudah mengetahui rekaman video ini. Namun mereka belum bisa memastikan apakah video itu asli atau rekaan. Yang jelas, pejabat keamanan Israel tak mengakui Musallam sebagai mata-mata.
REUTERS | MECHOS DE LAROCHA