TEMPO.CO, Washington - Dokumen milik Al-Qaeda yang diambil dari persembunyian Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan, dipublikasi. Dalam salah satu dokumen itu terungkap bahwa salah satu taktik penggalangan dana kelompok ini mirip yang dilakukan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) saat ini, yaitu menculik untuk meminta uang tebusan.
Pada 2008, Al-Qaeda menangkap Duta Besar Afganistan untuk Pakistan Abdul Khaliq Farahi. Setelah dua tahun perundingan, Farahi ditukar dengan uang tunai US$ 5 juta.
Seorang pejabat Al-Qaeda mengatakan kepada Bin Laden bahwa sebagian uang ini akan menjadi "hadiah untuknya dari semua saudara". Bin Laden memperingatkan pemimpin Al-Qaeda untuk berhati-hati dengan uang tebusan.
Dalam salah satu dokumen yang berisi korespondensi Bin Laden, dia diketahui memerintahkan pengikutnya untuk mempelajari puluhan ribu dokumen militer AS yang dibocorkan ke Wikileaks secara saksama. Dia bahkan meminta dokumen-dokumen itu diterjemahkan pada 2010, sehingga Al-Qaeda bisa lebih memahami "kebijakan musuh di wilayah tersebut".
Dokumen juga menunjukkan bahwa pemimpin Al-Qaeda itu terus menjaga kontak dengan Tayeb Agha, seorang pembantu dekat pemimpin Taliban, Mullah Mohammed Omar. Agha beberapa kali bertemu dengan para pejabat AS dalam sejumlah kesempatan untuk membahas perundingan perdamaian.
Dokumen menggambarkan Bin Laden sebagai pemimpin sekaligus manager Al-Qaeda global. Dalam surat sepuluh halaman yang ditulisnya pada Agustus 2010, dia memiliki bertumpuk-tumpuk saran untuk kelompok Al-Qaeda blok Al-Shabaab di Somalia. Dia memerintahkan kelompok itu untuk tidak menyerang muslim sufi di Somalia dan menyarankan rencana membunuh Presiden Uganda yang telah mengirimkan pasukannya untuk memerangi Al-Shabaab.
Bin Laden memberikan catatan rinci tentang bagaimana Al-Shabaab bisa meningkatkan produksi pertanian dengan menggunakan bendungan kecil untuk irigasi. Dia menyarankan untuk menanam pohon kelapa sawit yang diimpor dari Indonesia. Dia juga menyarankan Al-Shabaab tidak menebang terlalu banyak pohon karena "berbahaya bagi lingkungan". Bin Laden pernah tinggal di dekat Sudan pada pertengahan 1990-an, mendirikan sejumlah usaha, terutama di bidang agribisnis.
Bin Laden tewas empat bulan sebelum ulang tahun kesepuluh Tragedi 11 September. Menurut pengumuman resmi pemerintah AS, mayatnya dibuang ke tengah laut.
CNN | INDAH P.