TEMPO.CO, Moskow - Otoritas Rusia telah menangkap lima tersangka yang terlibat pembunuhan pemimpin oposisi Rusia, Boris Nemtsov, pada 27 Februari 2015. Dua di antaranya menjalani persidangan pada Minggu, 8 Maret 2015. Keduanya adalah mantan polisi Chechnya Zaur Dadayev dan rekannya sesama pemberontak Chechen, Anzor Gubashev.
Seperti dikutip dari ABC, 9 Maret 2015, tersangka keenam dilaporkan telah melakukan aksi bunuh diri dengan meledakkan granat di kantor polisi di Grozny, ibu kota Chechen, saat ditangkap. Semua tersangka pembunuh Nemtsov berasal dari wilayah Caucasus. Wilayah ini merupakan tempat tinggal para pemberontak Islam Chechen.
Seperti dikutip dari Guardian, 8 Maret 2015, di hadapan hakim, Zaur mengaku sebagai pemberontak Chechen yang terlibat pembunuhan Nemtsov. Pembunuhan dilakukan karena Nemtsov mendukung majalah satire Charlie Hebdo yang memuat karikatur Nabi Muhammad. "Saya mencintai Nabi Muhammad," kata Zaur seraya menunjukkan satu jari telunjuk ke atas.
Pemimpin pemberontak Chechen yang dekat dengan Kremlin, Ramzan Kadyrov, memuji keberanian Zaur. "Saya tahu Zaur adalah patriot sejati Rusia," tulis Kadyrov pada akun Instagram-nya pada Minggu malam.
Ia pun memastikan Zaur adalah salah satu anggota batalionnya yang menjabat wakil komandan batalion pasukan pemberontak Chechen. "Setiap orang yang mengenal Zaur mengatakan dia sosok sangat religius,
dan semua muslim sangat kaget dengan aksi Charlie Hebdo dan komentar pendukung karikatur itu," kata Kadyrov.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan akan melakukan pengawasan langsung atas penyelidikan terhadap pembunuhan Nemtsov. Putin melalui juru bicaranya mengatakan pembunuhan ini 100 persen provokasi untuk membuat Rusia buruk di mata dunia.
Baca Juga:
Sebuah film yang ditayangkan pada akhir tahun lalu menampilkan Kadyrov berdiri di lapangan Grozny dikelilingi ribuan polisi dan pasukan khusus Chechen. Kadyvor memberikan pidato panjang yang menegaskan orang-orangnya setia kepada Rusia dan kepada Putin.
ABC | GUARDIAN | MARIA RITA