TEMPO.CO,NEW DELHI - Pemerintah India melarang peredaran film dokumenter India’s Daughter yang dibesut sutradara Leslee Udwin ini setelah salah satu terpidana, Mukesh Singh, membuat pernyataan yang menuai kemarahan publik. Dalam film itu, Singh menyalahkan korban perkosaan yang melawan saat diperkosa. Ia juga menyebutkan bahwa para gadis, bukan lelaki, yang bertanggung jawab dalam perkosaan.
Setelah BBC mengunggah film ini ke laman YouTube pada Rabu lalu, kemarahan publik India semakin memuncak setelah mendengar pernyataan pengacara para terpidana. Sharma sempat mengatakan bahwa dalam kebudayaan India, “Tidak ada tempat bagi perempuan.”
Kemarahan publik India terhadap pelaku kekerasan terhadap perempuan pun meledak di Dimapur, Negara Bagian Nagaland. Pada Kamis lalu, sekitar 4.000 warga menyerbu penjara untuk menghukum Syed Farid Khan, seorang imigran asal Bangladesh yang memperkosa seorang siswi sekolah. Massa menelanjangi pria berusia 35 tahun itu dan menyeretnya sepanjang jalan. Warga yang menyaksikan insiden ini melempari Syed dengan batu dan memukulinya.
Ia akhirnya tewas setelah massa menggantungnya. “Kami gagal menyelamatkannya karena massa yang mengamuk terlalu banyak,” ujar Meren Jamir, Kepala Kepolisian Dimapur. Pemerintah Dimapur pun kemudian menerapkan jam malam karena massa yang beringas tersebut membakar sejumlah kendaraan dan melempari polisi yang hendak menertibkan situasi.
THE INDIAN EXPRESS | THE TELEGRAPH | TIME | SITA PLANASARI AQUADINI