TEMPO.CO, Kiev - Sedikitnya 32 pekerja tambang tewas pada Rabu, 4 Maret 2015, akibat ledakan di dalam tambang Zasyadko di kawasan Donetsk. Kabar tersebut diwartakan kantor berita pemerintah Ukraina, Ukrinform.
Kantor berita milik Republik Rakyat Donestk, DNA, sebelumnya melaporkan bahwa ledakan tersebut menyebabkan satu orang tewas dan 73 korban lainnya luka-luka karena terperangkap di dalam tanah. "Belum jelas berapa jumlah orang yang dipercaya masih terperangkap."
Menurut DAN, informasi awal menyebutkan bahwa ledakan di tambang Zasyadko tersebut diindikasi akibat gas metana. "Peristiwa ini bukan akibat tembakan (senjata)," kata pejabat keselamatan kepada DAN.
Ukrinform menulis, "Ledakan ini memaksa ketua parlemen Ukraina, Volodymyr Groysman, meminta semua anggota perwakilan rakyat mengheningkan cipta."
Menurut situs Pemerintah Kota Donetsk, ledakan berlangsung sebelum pukul 06.00 waktu setempat ketika 230 orang berada di dalam tambang. "Sebanyak 157 pekerja berhasil dievakuasi beberapa jam setelah ledakan. Pada proses penyelamatan, 14 orang cedera dan satu orang meninggal. Adapun 15 korban lainnya selamat."
Sedangkan informasi dari situs pro-pemerintah lokal Donetsk menyebutkan 50 orang berada pada kedalaman 1.200 meter. "Sebanyak 30 orang masih hilang," demikian tertulis pada situs itu.
Tim penyelamat Ukraina akan segera memberikan bantuan di daerah yang sedang dilanda perang itu.
Pada 2007, puluhan pekerja tambang di tempat yang sama tewas dan luka-luka akibat ledakan gas metana. Donestk dan tetangganya, Luhansk, merupakan pusat konflik antara kelompok pemberontak pro-Rusia dan pasukan pemerintah Ukraina.
CNN | CHOIRUL