TEMPO.CO, Islamabad - Polisi menahan lebih dari 500 orang tua di dalam dan sekitar Kota Peshawar, Pakistan, karena melarang anak mereka disuntik vaksin polio.
Menurut pejabat Peshawar Deputy Commissioner Riaz Khan Mehsud kepada CNN, penahanan terhadap 513 orang tua pada Senin, 2 Maret, dan Selasa, 3 Maret 2015, itu sebagai bagian dari kampanye pelaksanaan vaksin polio di Provinsi Pakhtunkhwa, Pakistan.
"Mereka yang ditahan itu akan dibebaskan dengan jaminan mereka bersedia menandatangani pernyataan akan mengizinkan anak-anak mereka mendapatkan vaksin," kata Mehsud.
Tingkat pelaksanaan vaksinasi di Pakistan sangat rendah karena berbagai alasan, termasuk adanya serangan terhadap pekerja medis, pengungsian untuk menghindari operasi militer, dan kurangnya kepercayaan keluarga terhadap program ini. Apa pun alasannya, sejumlah fakta menunjukkan anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi telah mengalami berbagai masalah kesehatan.
Vaksinasi merupakan program memerangi polio di berbagai belahan dunia. Namun Pakistan merupakan pengecualian. Menurut Global Polio Eradication Initiative, lembaga swasta yang bekerja sama dengan WHO dan UNICEF, negeri ini menempati urutan paling atas dalam kasus polio baru di Asia. Di Pakistan, ada sembilan dari sepuluh kasus terjadi pada tahun ini. Pada 2014, terdapat 327 kasus di Pakistan. Angka tersebut disusul Nigeria dengan 36 kasus.
Hambatan pelaksanaan vaksinasi polio di Pakistan, selain karena sikap orang tua, juga perlawanan dari kelompok Taliban dan ulama konservatif. Di sejumlah wilayah yang mereka kuasai, vaksinasi polio terhadap anak-anak ditolak keras karena dianggap sebagai bagian dari rencana Barat melakukan sterilisasi anak-anak.
Menurut kantor berita Reuters, 64 orang dibunuh oleh milisi karena mengikuti program vaksinasi ini. Karena itu, setiap petugas yang akan melakukan vaksinasi polio terhadap anak-anak harus dikawal petugas bersenjata.
"Tidak ada opsi lain kecuali menahan orang tua. Ada banyak tekanan terhadap pemerintah lokal agar mereka menolak program vaksinasi," kata Pervez Kamal Khan, Direktur Jenderal Layanan Kesehatan Khyber Pakhtunkhwa.
CNN | NBC NEWS | CHOIRUL