TEMPO.CO , Jakarta: Korea Utara melarang pelari asing mengikuti ajang internasional lari maraton yang dijadwalkan pada April 2015, di ibu kota Pyongyang. "Pelarang itu terkait dengan kian merebaknya virus ebola," demikian keterangan salah satu biro perjalanan wisata di Beijing, Cina.
Negeri komunis ini terletak di ribuan kilomer dari pusat merebaknya ebola di Afrika Barat dan tidak ada laporan negeri itu terjangkit visrus yang menewaskan lebih dari 9.000 orang. Meskipun demikian, Korea Utara tetap ngotot menutup wilayah perbatasannya dari wisatawan asing sejak akhir Oktober 2014 terkait dengan merebaknya virus mematikan itu.
"Rekan kami di Pyongyang menghubungi kami pagi ini dengan membawa kabar bahwa Pyongyang Marathon 2015 tertutup bagi pelari amatir dan profesional negara asing," kata Nick Bonner, Direktur Koryo Tours, kepada kantor berita Reuters.
Pyongyang, Ibu Kota negara yang terisolasi, menggelar lomba lari maraton hampir setiap tahun sejak 1981. Pada tahun lalu untuk pertama kalinya pelari asing diizinkan ikut perlombaan ini.
Bonner menjelaskan kepada kantor berita AP, dia tetap berharap pembatasan masalah ebola dicabut pada akhir bulan depan. Tetapi, jelasnya, penyelenggara masih khawatir terhadap wisatawan asing yang kemungkinan menimbulkan masalah besar terkait dengan virus ebola.
Meskipun dicemaskan oleh dunia internasional, Korea Utara tetap gencar menawakan paket wisata ke seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir ini. Bahkan negeri tu juga menyiapkan beberapa zona piknik khusus bagi warga negara asing serta mengembangkan fasilitas rekreasi.
Negara yang menjadi incaran adalah wisatawan Cina. Puluhan ribu turis Cina setiap tahun, menurut data Koryo Tours, mengunjungi Korea Utara, sementara wisatawan dari negeri lainnya berjumlah sedikit.
AL JAZEERA | CHOIRUL