TEMPO.CO, Oslo - Lebih dari seribu muslim membentuk pelindung manusia di seputar sinagoge Oslo sebagai simbol perlindungan bagi komunitas Yahudi di kota tersebut. Ini juga merupakan bentuk kecaman atas serangan di sinagoga di Denmark, minggu lalu.
Dengan berteriak “Tidak pada anti-semitisme, tidak pada islamafobia”, muslim Norwegia membentuk lingkaran yang disebut sebagai lingkaran perdamaian pada Sabtu, 21 Februari 2015, satu minggu setelah Omar Abdel Hamid El-Hussein, warga keturunan Pakistan yang lahir di Denmark, menembak dua orang di sebuah sinagoge dan acara kebebasan berbicara di Kopenhagen.
“Kemanusiaan adalah satu, dan kami di sini berniat memperlihatkannya,” ujar Zeeshan Abdullah, penyelenggara aksi di Oslo, di hadapan seribu imigran muslim dan warga Norwegia yang memenuhi jalan sempit di satu-satunya sinagoge di Oslo.
“Terlalu banyak pendukung perdamaian daripada pendukung perang,” kata Abdullah, sementara penyelenggara dan pemimpin komunitas Yahudi berdiri berdampingan.
“Masih ada harapan bagi kemanusiaan, bagi perdamaian dan cinta, di balik perbedaan agama dan latar belakang.”
Komunitas Yahudi Norwegia adalah salah satu komunitas paling kecil di Eropa dengan jumlah sekitar seribu orang. Sedangkan jumlah muslim terus bertambah karena imigrasi dan kini mencapai 150-200 ribu orang. Jumlah penduduk Norwegia saat ini mencapai 5,2 juta orang.
Perdebatan mengenai imigrasi di negara ini mengemuka pada 2011, setelah Anders Behring Breivik membunuh 77 orang dan menuduh pemerintah dan Partai Buruh yang berkuasa memfasilitasi imigrasi muslim dan menodai darah Norwegia.
Namun dukungan terhadap imigrasi terus bertambah sejak serangan itu, dan jajak pendapat tahun lalu menyimpulkan bahwa 77 persen warga yang datang sebagai imigran memberi sumbangan penting bagi masyarakat Norwegia.
REUTERS | WINONA AMANDA