TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Hong Kong, Leung Chun-ying, yang kerap dijuluki sebagai "serigala" oleh para kritikus, mengajak warganya untuk meneladani sifat kambing, sehubungan dengan memasuki tahun kambing kayu dalam perayaan Tahun Baru Imlek 2015, Kamis, 19 Februari 2015.
Pesan ini disampaikan Leung mengingat dalam satu tahun terakhir Hong Kong diwarnai oleh gejolak dan aksi protes dari warganya yang menuntut penegakkan demokrasi di bekas jajahan Inggris ini. "Tahun lalu bukan merupakan perjalanan yang mudah bagi Hong Kong. Masyarakat kita dipenuhi dengan perbedaan dan konflik," kata Leung, dikutip dari Reuters. "Di tahun yang baru ini, saya berharap bahwa semua orang di Hong Kong dapat terinspirasi dari karakter kambing dan bekerja sama dalam cara yang akomodatif unttuk masa depan Hong Kong."
Leung menggambarkan kambing sebagai "hewan yang lembut dan hidup damai dalam kelompok". Namun, penggambaran kambing yang disampaikan Leung sedikit berbeda dengan yang didefinisikan oleh kamus Chambers. "Kambing, atau domba, merupakan hewan yang mengikuti perintah dan patuh, bergantung pada belas kasihan dari serigala dan terlihat jinak," bunyi definisi kata "kambing" pada kamus Chambers.
Dalam kalender Cina, Tahun Baru Imlek pada 2015 diperingati sebagai tahun kambing kayu. Kalender Tiongkok memadukan 12 shio hewan dengan lima elemen perbintangan, yaitu kayu, api, bumi, logam dan air. Setelah lepas dari Inggris, Hong Kong masuk dalam teritori Cina dengan formula "satu negara, dua sistem". Cina menjanjikan warga Hong Kong mendapatkan otonomi lebih dan kebebasan berdemokrasi.
Hak ini dituntut oleh warga Hong Kong sehubungan dengan hak pilih universal yang demokratis dan bebas dari kepentingan Cina daratan. Namun, tuntutan ini ditolak oleh Beijing yang memutuskan akan menetapkan calon pemimpin Hong Kong dalam pemilihan umum 2017 mendatang. Tak ayal, keputusan ini disambut oleh kemarahan warga Hong Kong, dan menimbulkan aksi demonstrasi berbulan-bulan di Hong Kong pada tahun lalu.
Awal Februari lalu, sekitar 3.000 demonstran kembali menggelar aksi mereka di Hong Kong, yang dijaga ketat oleh 2.000 polisi. Pada aksi sebelumnya, ribuan demonstrasi berhasil bertahan di jalan-jalan utama kota Hong Kong hingga 2,5 bulan, hingga akhirnya dibubarkan polisi.
REUTERS | WINONA AMANDA