TEMPO.CO, Paris -Seorang wartawan memutuskan untuk menguji seberapa aman jalan-jalan di kota Paris, Prancis bagi orang-orang Yahudi. Maka, wartawan pria itu, Zvika Klein, memakai topi khas Yahudi dan merekam reaksi publik dengan menggunakan kamera tersembunyi.
Klein, seorang reporter bagi media Yahudi NRG, berjalan kaki di kota itu selama sepuluh jam sambil memakai kippah, yang juga dikenal sebagai yarmulke, di kepalanya dan sebuah tzitzit (jumbai ritual).
Cuplikan rekaman kamera tersembunyi itu mengejutkan. Cuplikan tersebut menunjukkan antisemitisme yang marak di ibukota Prancis itu. Klein terlihat dilecehkan dan diintimidasi. Saat dia berjalan-jalan dengan mengenakan pakaian yang terkait dengan agama Yahudi itu, ia diludahi, diancam dan bahkan disebut "anjing".
Klein terinspirasi oleh video di YouTube saat seorang perempuan New York memfilmkan pernyataan seksis atau pelecehan yang dialaminya selama 10 jam berjalan-jalan di kota itu.
Dia menghabiskan satu hari di Paris bersama seorang pengawal, sementara fotografer Dov Belhassen mengdokumentasikan hari itu dengan menggunakan kamera GoPro yang tersembunyi di tas punggungnya.
Baca Juga:
Klein kemudian mengunggah video hasil jalan-jalannya di YouTube. Sebagai keterangan dia menulis, "Selamat datang di Paris (tahun) 2015, tempat para tentara berjaga-jaga di setiap jalan yang menjadi lokasi sebuah lembaga Yahudi, dan lokasi para pria yang mengenakan keffiyeh dan perempuan berkerudung berbahasa Arab ada di setiap sudut jalan."
Klein berjalan melewati sejumlah lingkungan Yahudi, sekitar Menara Eiffel dan kemudian di lingkungan yang sebagian besar populasinya Muslim.
Dalam sebuah artikel yang menyertai video itu, dia mengatakan tempat-tempat wisata relatif tenang. "Semakin jauh kami dari tempat-tempat wisata, saya semakin cemas dengan tatapan penuh kebencian, pernyataan berperang, dan bahasa tubuh yang bermusuhan," tulis Klein.
Sejumlah pemuda berteriak 'Viva Palestina' dan ketika ia melewati sekelompok pemuda, satu orang komentar, "Saya hanya bercanda, anjing (pun) tidak akan memakan Anda."
Saat di sebuah kafe, sejumlah orang menunjuk ke arahnya. Dan, beberapa saat kemudian, sejumlah preman menunggunya di sudut jalan.
Seorang anak kecil terkejut dengan penampilannya saat dia melintas di lingkungan anak itu. Anak itu kemudian mengatakan, "Apa yang dia lakukan di sini Ibu? Apakah dia tidak tahu dia akan dibunuh?"
Laporan tersebut muncul saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menyerukan imigrasi massal bagi orang Yahudi dari Eropa demi menyelamatkan dari meningkatnya teror antisemit. Netanyahu mengatakan Eropa tidak lagi menjadi tempat yang aman bagi orang Yahudi menyusul serangan di Paris dan Kopenhagen dalam sebulan terakhir. Ia menambahkan, Israel sekarang satu-satunya negara di dunia untuk orang-orang Yahudi dapat merasa aman.
Komentarnya itu memicu kemarahan kelompok-kelompok Yahudi dan segera disangkal para pemimpin Perancis, Jerman dan Denmark. Namun video Klein menunjukkan, di Paris, orang-orang Yahudi "dilarang memasuki daerah-daerah tertentu".
"Apakah seperti ini hidup orang-orang Yahudi Paris?" tulis Klein. "Apakah ini yang seorang Yahudi lewati, hari demi hari, ketika mereka pergi kerja atau menggunakan transportasi umum?"
Dia menambahkan, mayoritas warga Yahudi Perancis 'tidak memamerkan agama mereka dan pemimpin komunitas Yahudi telah meminta mereka untuk mengenakan topi saat berjalan ke dan dari tempat kerja. Tetapi pada malam hari? "Orang Yahudi lebih memilih tinggal di dalam pada malam hari," katanya. "Lebih aman di rumah."
NRG | WINONA AMANDA