TEMPO.CO, New York - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa mendesak kelompok Syiah, Houthi, menyerahkan kekuasaan dan membebaskan Presiden Abdrabbo Mansour Hadi dari tahanan rumah.
Dalam sidang yang digelar pada Ahad, 15 Februari 2015, sebanyak 15 anggota Dewan Keamanan bersuara bulat menyetujui draf resolusi yang dipersiapkan oleh Inggris dan Yordania. Draf itu antara lain berisi agar kaum Houthi menyerahkan kekuasaan dan mau berundingan dengan para penentangnya. Butir lain draf tersebut menyatakan bahwa Dewan meminta Houthi menarik seluruh kekuatannya dari lembaga pemerintah.
"Dewan Keamanan berbicara dengan satu suara dan menyampaikan sebuah pesan yang sangat kuat," kata Duta Besar Inggris untuk PBB Mark Lyall seperti dikutip kantor berita Agence France-Presse. Rekannya dari Yordania, Dina Kawar, menambahkan, "Kami ingin mencegah Yaman dari keterpurukan."
Sebelumnya pada Ahad, 15 Februari 2015, Houthi menyatakan bahwa kelompoknya telah melakukan determinasi setelah meraih kekuasaan di Yaman, meskipun mereka mendapatkan tekanan dari PBB, Dewan Kerja Sama Teluk, dan Liga Arab.
Selain itu, Dewan Keamanan meminta milisi Houthi membebaskan Presiden Hadi, Perdana Menteri Khaled Bahah, dan anggota kabinet yang belum lama ini berada dalam tahanan rumah. "Semua pihak perlu mendukung resolusi PBB agar segera berunding guna menyiapkan tanggal referendum konstitusi dan pemilihan umum," bunyi resolusi. Bila resolusi itu tidak diaati PBB bakal menerapkan sanksi.
Sebelumnya, utusan khusus PBB Jamal Benomar, mengatakan, Yaman saat ini berada di persimpangan jalan yang dapat terjerumus ke dalam perang saudara dan perpecahan. Milisi bersenjata pimpinan Abdulmalik al-Houthi telah mengusai pemerintahan Yaman dan parlemen sejak 6 Fenruari 2015 setelah mereka merebut Isana Presiden dan gedung-gedung kunci lainnya.
AL ARABIYA | CHOIRUL