TEMPO.CO, Singapura - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong didiagnosis menderita kanker prostat. Menurut siaran pers Kantor Perdana Menteri, Lee akan menjalani operasi angkat kelenjar prostat pada Senin ini. Operasi yang akan menggunakan bantuan robot ini dilakukan Prof Christopher Cheng, ahli urologi di Singapore General Hospital.
Lee memilih dibedah atas saran panel dokter yang dipimpin Prof Cheng. Lee diketahui menderita kanker prostat setelah diperiksa dengan magnetic resonance imaging (MRI) pada Januari lalu. Dalam pemeriksaan itu, ditemukan lesi mencurigakan, yang setelah dibiopsi, dokter menemukan keberadaan sel-sel kanker.
Lee diperkirakan akan pulih sepenuhnya. Mengutip data Memorial Sloan Kettering Cancer Centre, pasien dengan riwayat medis serupa lalu menjalani pengobatan yang tepat memiliki tingkat kelangsungan hidup 99 persen dalam 15 tahun.
Ahad malam, Perdana Menteri Lee mengunggah selfie dirinya di rumah sakit pada bulan lalu. Dia mengatakan "siap" menjalani operasi.
Menurut Health Promotion Board, kanker prostat merupakan kanker paling umum ketiga yang diidap kaum pria Singapura. Kanker tersebut terjadi ketika jaringan di kelenjar prostat--sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi laki-laki--berubah menjadi sel kanker. Perawatan umum untuk kanker ini antara lain dengan terapi radiasi, terapi hormon, operasi pengangkatan kelenjar prostat, dan kemoterapi. Penyebab pasti penyakit ini belum jelas, tapi umumnya menyerang pria di atas usia 50 tahun. Lee berusia 63 tahun pada 10 Februari 2015.
Lee akan cuti sakit selama satu minggu, dan Wakil Perdana Menteri Teo Chee Hean akan menjadi pelaksana tugas perdana menteri. Sebelumnya, mantan menteri senior Goh Chok Tong juga menjalani operasi yang sama pada November lalu dan dinyatakan sehat setelah operasi.
STRAITS TIMES | INDAH P.