TEMPO.CO, Sana'a - Pemerintah Amerika Serikat memutuskan menutup gedung kedutaannya di Sanaa, ibu kota Yaman. Menurut seorang pejabat berwenang di Washington, penyebab tutupnya Kedutaan AS adalah situasi keamanan di sana yang tidak stabil.
Kantor berita Reuters, Selasa, 10 Februari 2015, melaporkan, kelompok pemberontak Houthi telah menguasai Ibu Kota Sanaa sejak September lalu. Bahkan, pada bulan lalu, mereka menguasai Istana Kepresidenan dan menyebabkan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan pemerintahannya mundur.
Baca Juga:
Menurut informasi, gedung Kedutaan AS mulai ditutup hari ini. Para pegawai dan diplomat telah menghancurkan dokumen rahasia dan membuang senjata dalam beberapa hari terakhir. Duta Besar AS untuk Yaman, Matthew Tueler, dan stafnya dilaporkan juga akan meninggalkan Yaman hari ini.
Menurut Dubes Tueler, setelah mereka meninggalkan Yaman, Kedubes Turki dan Aljazair di Yaman diminta menjaga kepentingan Amerika Serikat di negara tersebut.
Namun juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, menolak memberi komentar mengenai penutupan gedung Kedutaan AS di Sanaa. Namun dia membenarkan bahwa jumlah staf di gedung Kedubes AS perlahan-lahan mulai dikurangi. Keamanan dan keselamatan pegawai mereka menjadi prioritas utama.
"Kami mengambil langkah untuk memastikan kami telah melakukan yang terbaik untuk melindungi mereka," ujar Psaki.
Seorang pejabat berwenang AS menuturkan sebuah kontingen prajurit Angkatan Laut yang terdiri atas seratus marinir telah dikerahkan untuk membantu mengamankan gedung Kedubes AS di Yaman. Pejabat berwenang lain menyebut AS turut mengerahkan kapal amfibi penyerang dan kapal USS Iwo Jima di tepi Laut Merah. Mereka siap membantu untuk proses evakuasi staf jika diminta oleh Deplu.
Namun AS tetap melanjutkan pemberian pelatihan kepada beberapa pasukan bersenjata Yaman. Mereka juga masih bisa melakukan operasi di Yaman untuk melawan milisi Al-Qaeda.
Langkah AS menutup gedung kedutaannya kemungkinan besar akan diikuti negara lain. Beberapa pegawai Kedubes Inggris, Prancis, dan Jerman mengatakan, di tempat mereka, penghancuran dokumen dan pembayaran gaji dua bulan staf lokal juga mulai dilakukan. Namun belum ada informasi langsung bahwa gedung kedutaan mereka telah ditutup.
REUTERS | WINONA AMANDA