TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia menargetkan bisa meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Rusia. Beberapa kerja sama yang ingin ditingkatkan antara lain terkait dengan aluminium, kereta, dan smelter.
"Kami juga ingin tingkatkan kerja sama di sektor maritim. Rusia punya keahlian di bidang teknologi maritim," kata Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Dian Triansyah Djani seusai pertemuan bilateral dengan Rusia di Jakarta, Jumat malam, 6 Februari 2015.
Indonesia, kata Djani, menargetkan bisa mencapai nilai perdagangan dengan Rusia sebesar US$ 5 miliar atau sekitar Rp 63,3 triliun pada tahun ini. Namun pencapaian target tersebut masih melihat situasi dan kondisi perekonomian dunia.
Pada 2013, nilai perdagangan Indonesia-Rusia mencapai US$ 3,52 miliar, dan pada periode Januari-Oktober 2014 nilainya US$ 2,25 miliar. Indonesia meminta peningkatan akses pasar bagi produk-produk perikanan, teh, kopi, garmen, dan manufaktur.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Igor Morgulov menuturkan hubungan Indonesia-Rusia sudah terjalin sejak 65 tahun lalu dan menjadi pondasi kuat dalam berbagai kerja sama. Rusia, ujar dia, sudah melakukan pembicaraan bilateral untuk beberapa proyek besar, seperti pembangunan jalur kereta di Kalimantan Timur dan smelter.
"Di samping membahas kerja sama di bidang ekononi, kami juga bahas isu lain, seperti pendidikan, pariwisata, dan pertukaran mahasiswa," kata Morgulov.
Pemerintah kedua negara, tutur dia, juga sudah membicarakan kerja sama di bidang militer. Rusia, ujar dia, siap mengirim berbagai jenis alat utama sistem persenjataan mutakhir ke Indonesia.
ROSALINA