TEMPO.CO, Amman - Puluhan jet tempur Kerajaan Yordania kian meningkatkan serangan ke pertahanan kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Sumber militer Yordania menjelaskan, "Kami akan terus menghajar mereka hingga kelompok bersenjata itu tumbang."
Menteri Luar Negeri Yordania Nasser Judeh mengatakan kepada CNN, Jumat, 6 Februari 2015, serangan udara saat ini mulai memasuki kawasan Irak. Yordania bergabung dengan aliansi militer pimpinan Amerika Serikat melawan ISIS pada September 2014, tetapi hingga kini pasukan udara kerajaan itu dipercaya hanya melakukan pengeboman di wilayah Suriah.
Serangan udara pada Kamis, 5 Februari 2015, ke basis ISIS di Suriah itu dilancarkan sehari setelah Raja Abdullah II berjanji akan membalas kematian pilot militernya, Moaz al-Kassasbeh, yang tewas dibakar hidup-hidup oleh gerombolan ISIS.
"Serangan itu awal pembalasan kami," kata Judeh kepada CNN. Dia menambahkan, "Kami akan terus menggempur ISIS dengan segala kemampuan yang kami miliki."
Stasiun televisi pemerintah memperlihatkan gambar rekaman serangan terhadap pusat pelatihan dan gudang penyimpanan senjata. Juga bola-bola api yang membubung tinggi seusai serangan. "Seluruh target serangan itu hancur berantakan," ujar sumber militer.
Raja Abdullah mengatakan kepada ayah Kassasbeh, Safi al-Kassasbeh, bahwa jet tempur telah kembali ke Yordania dari Al-Raqqa, daerah yang dikuasai ISIS di Suriah. "Jet tempur Angkatan Bersenjata Kerajaan Yordania telah tiba setelah membombardir dan meluluhlantakkan Al-Raqqa," kata Safi setelah bertemu dengan Raja Abdullah, Kamis, 5 Februari 2015. "Insya Allah, kami akan mengakhiri keberadaan mereka di Suriah. Kami memohon kepada Allah agar membantu membasmi mereka."
ISIS telah menguasai dua pertiga wilayah Suriah dan Irak. Informasi yang diperoleh Al Jazeera dari berbagai sumber mengatakan pasukan Yordania mulai bergerak mendekati perbatasan Irak, dekat Rowaished. "Gerakan pasukan dalam jumlah besar itu belum pernah ada."
AL JAZEERA | CHOIRUL
VIDEO TERKAIT: