TEMPO.CO, Jeddah - Komisi Permanen Independen Hak Asasi Manusia (Komisi HAM) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengutuk keras pembunuhan pilot Yordania dan wartawan Jepang oleh kelompok teroris ISIS atau Daesh.
"Menyatakan terkejut dan cemas pada serentetan pembunuhan brutal kelompok teroris ini, Komisi menekankan tindakan itu bertentangan dengan ajaran Islam dan hak asasi manusia apapun yang ada atau standar hukum internasional dalam menangani tahanan," kata Komisi HAM OKI dalam rilis yang diterima Tempo, Kamis, 5 Februari 2015.
Komisi HAM OKI menyatakan bela sungkawa setulusnya kepada keluarga korban dan masing-masing negara serta rakyatnya atas tindakan terorisme yang kejam.
"Tidak ada muslim yang dapat memaafkan tindakan keji semacam ini yang mendistorsi pesan mulia dan damai dari ajaran murni agama Islam," kata Komisi HAM OKI.
Komisi menegaskan kecaman keras terhadap ideologi ekstremis, dan menyatakan beberapa sumber ekstremisme dan intoleransi adalah ketidaktahuan, kemiskinan, keterbelakangan dan kurangnya pendidikan, ketidak adilan politik serta pengingatan hak asasi manusia serta kebebasan dasar.
"Hal ini mendesak masyarakat internasional untuk mengatasi penyebab tersebut melalui kombinasi solusi ekonomi, sosial, pembangunan dan politik ketimbang hanya fokus pada manifestasi eksternal," tulis Komisi HAM OKI.
Komisi HAM OKI juga menyambut langkah Sekretaris Jenderal OKI Iyad Madani untuk mengadakan pertemuan darurat Komite Eksekutif OKI.
"Hanya melalui tindakan yang kuat dan terpadu di semua tingkatan dan lini, kita akan berhasil memerangi momok ekstremisme dan intoleransi serta mempromosikan dialog, perdamaian dan harmoni di antara kebudayaan dan peradaban," kata Komisi HAM OKI.
NATALIA SANTI