TEMPO.CO, Bagdad - Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi telah memerintahkan untuk mengakhiri jam malam yang selama bertahun-tahun ini berlaku di Bagdad. "Perdana Menteri memerintahkan jam malam di Kota Bagdad sepenuhnya dicabut mulai Sabtu pekan ini," kata juru bicara Komando Operasi Bagdad, Brigadir Jenderal Saad Maan.
Seperti dilansir dari laman AsiaOne, Kamis, 5 Februari 2015, keputusan itu diambil setelah PM Abadi mengunjungi pusat komando operasi kemarin. Dalam kunjungan itu, PM Abadi mendapat penjelasan tentang situasi keamanan dan status operasi terbaru.
Mencabut aturan jam malam merupakan perubahan besar pada kebijakan lama yang berlaku selama bertahun-tahun. Setidaknya sejak 2006, jam malam diberlakukan untuk membatasi aksi kekerasan yang sering terjadi di ibu kota pada malam hari.
Pemberlakuan jam malam di Irak sering mengalami perubahan waktu, namun dalam beberapa tahun terakhir jam malam berlaku mulai tengah malam hingga pukul lima subuh.
Keputusan mencabut jam malam di Bagdad diambil karena pasukan Irak akan difokuskan untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang kini dikuasai kelompok milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kelompok ISIS telah melakukan serangkaian serangan dan menguasai sebagian besar wilayah Irak di bagian utara dan barat pada Juni lalu.
Meskipun ibu kota Irak, Bagdad, kini tidak lagi berada di bawah ancaman serangan kelompok militan, namun kota tersebut masih sering dilanda aksi teror bom.
ASIAONE | ROSALINA