TEMPO.CO, Amman - Yordania berjanji akan terus melanjutkn perannya dalam koalisi internasional guna menumpas gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), kendati kelompok bersenjata itu telah membakar pilotnya.
Raja Abdullah II, Rabu, 4 Februari 2015, bersumpah bahwa negaranya akan melakukan pembalasan setelah menyeret Sajida al-Rishawi dan anggota al-Qaeda, Ziad al-Karbouli, ke tiang gantungan. Sajida al-Rishawi merupakan otak pelaku bom bunuh diri di Yordania yang menewaskan 60 orang.
Aksi pembakaran terhadap pilot Moaz al-Kassasbeh oleh ISIS mendapat kecaman dari segala penjuru dunia dan menimbulkan kemarahan di kalangan rakyat Yordania. Bahkan dukungan terus mengalir kepada Raja Abdullah II.
Raja Abdullah II terpaksa memperpendek kunjungannya di Amerika Serikat setelah mendengar pilot tempurnya dibakar hidup-hidup oleh ISIS. Ketika tiba di bandara, dia mendapatkan sambutan hangat dari rakyatnya sebelum bertemu dengan kepala keamanan negara.
"Darah syuhada Moaz al-Kassasbeh tidak akan sia-sia dan kami akan meresponsnya. Angkatan bersenjata kami merasa kehilangan atas meninggalnya seorang anak," kata Abdullah.
Koresponden Al Jazeera di Amman, Rula Amin, dalam laporannya mengatakan, pembunuhan terhadap pilot jet tempur oleh ISIS telah mempersatukan rakyat Yordania. Bahkan mereka menuntut supaya negaranya terus melawan keberadaan ISIS. "Mereka ingin balas dendam sebagai hukuman terhadap ISIS."
AL JAZEERA | CHOIRUL