TEMPO.CO, Taipei - Jumlah korban tewas pesawat penumpang TransAsia yang jatuh ke dalam sungai di Taipei, Rabu, 4 Februari 2015, meningkat menjadi 31 orang. "Sedangkan 12 orang lainnya masih belum ditemukan," ujar pejabat setempat, Kamis, 5 Februari 2015.
Pesawat TransAsia dengan nomor penerbangan GE235 yang membawa 58 penumpang berikut awak pesawat, meluncur tiba-tiba di antara gedung, melaju ke arah sungai yang dangkal tak lama setelah lepas landas dari bandara di Taipei.
Menurut Badan Penerbangan Sipil Taiwan, Kamis, 5 Februari 2015, sebanyak 15 orang selamat dalam kecelakaan tersebut. "Petugas berhasil menyelamatkan tiga dari 31 wisatawan dari Cina Daratan." Badan ini juga menambahkan, pilot dan kopilot pesawat bermesin turbo ATR 72-600 juga tewas.
Sejak insiden itu terjadi pada Rabu, 4 Februari 2015, tim penyelamat bekerja tanpa lelah siang malam hingga Kamis dinihari, 5 Februari 2015, waktu setempat, guna menemukan korban yang hilang. ATR 72-600 merupakan pesawat bermesin turbo melayani rute penerbangan domestik. "Burung besi itu menghantam jembatan sebelum nyungsep ke dalam sungai," tulis media lokal.
Pesawat itu lepas landas dari Bandara Internasional Taipei menuju Kinmen. Kecelakaan itu terekam dengan jelas oleh kamera mobil yang kebetulan melewat jalan tol. Sayap kirinya menyenggol sebuah jembatan jalan tol, kemudian tercebur ke sungai.
Banyak orang memuji keputusan pilot yang tampak sengaja menghindari korban lebih banyak dengan berupaya mendaratkan pesawat ke sungai. Tapi nasib pilot Liao Jianzong, yang memiliki hampir 5.000 jam terbang belum diketahui.
Tim penyelamat Taiwan menggunakan derek besar untuk mengangkat pesawat ATR 72-600 buatan Prancis itu. Satu orang terluka ditemukan di pinggir sungai ditemukan seperti diberitakan oleh Taiwan News. Tapi Wu Jun-Hong, seorang petugas penyelamat mengatakan tidak terlalu optimistis menemukan korban selamat lagi.
Dugaan penyebab kecelakaan tersebut mengarah pada kerusakan mesin. Sebab, seperti yang terekam dalam situs Liveatc.net, disebutkan bahwa komunikasi terakhir pesawat tersebut dengan menara ATC adalah, “Mayday, mayday mesin mati.”
AL JAZEERA | CHOIRUL