TEMPO.CO, Jakarta - Pihak Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) telah memenggal jurnalis lepas asal Jepang, Kenji Goto. Pada awal Januari 2015, ISIS mengancam akan membunuh Goto dan tawanan warga negara Jepang lain, Haruna Yukawa. Mengutip Huffington Post, eksekusi tak akan dilakukan jika pemerintah Jepang menebus mereka dengan nilai US$ 200 juta.
Nilai tersebut adalah jumlah uang yang dijanjikan oleh Jepang kepada koalisi negara untuk perang terhadap ISIS yang dipimpin Amerika. Uang tersebut rencananya digunakan untuk bantuan kemanusiaan atau nonmiliter.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan pemerintah telah berusaha yang terbaik untuk mengatasi pembunuhan ini. "Namun kami sangat sedih dengan perbuatan tercela dan menghebohkan terorisme," ujar Abe. Dia mengaku pihaknya juga mengecam para teroris tersebut. Kita tidak akan pernah memaafkan mereka untuk tindakan ini."
Menurut Abe, Jepang tidak akan menyerah pada terorisme. Selain itu, Jepang, tutur Abe, akan terus mengirim bantuan kemanusiaan ke Timur Tengah.
Beredar video pemenggalan oleh ISIS terhadap Kenji Goto. Video berjudul "Pesan kepada Pemerintah Jepang" itu menggambarkan Goto dalam posisi berlutut di samping seorang pria berpakaian hitam dan memakai penutup muka sembari mengacungkan pisau. Teroris ISIS itu berbicara dengan dialek Inggris.
"Kau adalah sekutu bodoh dari perkumpulan setan," kata teroris ISIS, seperti dikutip Huffington Post, Sabtu, 31 Januari 2015. "Seluruh pasukan kami haus akan darah kalian."
Teroris itu juga menuduh Perdana Menteri Jepang turut menjadi bagian dalam sebuah perang dengan mereka. Pisau yang diacungkan itu, ujar teroris, tak hanya akan membunuh Goto, tapi juga akan menyebabkan pembantaian terhadap warga Jepang yang akan ditemukan.
MUHAMMAD MUHYIDDIN | HUFFINGTON POST