Devi tiba di Tbilisi, ibu kota Georgia. Tak ada seorang pun yang dikenalnya di sana. Hingga akhirnya ia bertemu dengan seseorang dan menanyakan apakah ada orang yang bisa mengajarinya bahasa Chechnya.
Dalam waktu 20 menit, ia berhasil mendapatkan tempat tinggal gratis dan belajar bahasa dari warga setempat. Devi diberi nama Khedi oleh teman-temannya di Chechnya, yang berasal dari nama Khedijat atau Khadijah, yang merupakan istri Nabi Muhammad.
Penampilan Devi yang berbeda dengan para wanita Chechnya seringkali mengundang kecurigaan. Ia tak berkerudung dan memiliki tujuh tato di tubuhnya, termasuk tato belati tradisional Indonesia di kaki kirinya dan belati Kaukasia di kanan.
Gaya Devi yang nyeleneh itu membuat gerah imam sebuah masjid Wahhabi di sana. Devi pun diusir dari rumah induk semangnya dan pindah ke rumah keluarga Kist.
Selama 18 bulan di Chechnya, sang suami menghubungi Devi melalui telepon genggamnya. Wanita ini diminta tak kembali ke Jerman, karena sang suami telah menemukan wanita lain.
Seusai menerima kabar mengejutkan itu, Devi yang menumpang di rumah keluarga Kist, pindah ke pegunungan dan tinggal di sebuah gubuk penggembala sapi berupa bangunan sederhana dari batu tanpa alat pemanas, listrik, ataupun air.
Selama dua bulan, ia hanya bertahan hidup dari makanan yang diberikan para penggembala yang kebetulan melintas dan minum dari air pengunungan.
Namun tak disangka, Devi jatuh cinta pada tanah tempatnya tinggal. Meski hidup di lingkungan keras, Devi enggan meninggalkan gunung. "Saya jatuh cinta dengan pegunungan," ujarnya. "Saya belum pernah melihat pegunungan seperti ini sebelumnya, orang-orang dan cahaya di gunung yang luar biasa."
Selanjutnya: Jadi Pemandu Wisata