TEMPO.CO, Arab Saudi - Raja Abdullah bin Aziz yang meninggal pada Jumat dinihari, 23 Januari 2015, merupakan raja keenam dari Kerajaan Arab Saudi. Abdullah meninggal pada umur 90 tahun.
Sejak naik takhta pada tahun 2005, Raja Abdullah menorehkan banyak prestasi pada masa pemerintahannya. Perkembangan ekonomi, sosial, kesehatan, proyek pendidikan, dan infrastruktur telah membawa perubahan yang luar biasa di seluruh kerajaan. (Baca: Raja Abdullah Wafat, Harga Minyak Melambung)
Beberapa prestasi Raja Abdullah selama memimpin negaranya adalah peluncuran empat kota mega-ekonomi, membangun Universitas Sains dan Teknologi Raja Abdullah, serta universitas khusus perempuan Putri Nourah bin Abdulrahman. (Baca: Raja Arab Saudi Wafat, Dunia Sampaikan Duka)
Selain itu, Raja Abdullah memperbesar masjid dan membuat proyek kesejahteraan di negaranya. Dalam aspek hukum, dia menyetujui reorganisasi sistem peradilan Arab Saudi untuk suksesi kerajaan. (Baca: Raja Arab Abdullah Wafat, Ini Profil Penggantinya)
Pada tingkat global, Raja Abdullah berpartisipasi dalam diplomasi internasional, termasuk membeka isu-isu Arab dan Islam, untuk mencapai stabilitas, keamanan, dan perdamaian dunia. Abdullah juga memproklamasikan dialog antar-agama di dunia. Dialog tersebut telah menghasilkan konvensi Konferensi Dunia di Madrid, Spanyol, dan konferensi PBB pada 2008. Dia juga memainkan peran penting dalam menengahi perjanjian bagi pemerintah persatuan nasional Palestina dan kesepakatan rekonsiliasi antara Sudan dan Chad di Darfur. (Baca: Ini Aneka Tantangan Raja Arab Saudi Salman)
Selain menyelesaikan konflik di dunia Arab dan Islam, perdamaian di Timur Tengah dan penderitaan rakyat Palestina merupakan persoalan yang menjadi perhatian khusus Raja Abdullah. Berkat dia, permasalahan tersebut dibawa ke KTT Beirut, Arab, pada tahun 2002, yang kemudian diadopsi oleh Liga Arab. Abdullah ingin membangun sikap Arab bersatu dalam isu internasional.
Sebagai pendukung kuat kerja sama global yang konstruktif, Raja Abdullah telah mengadakan sejumlah pertemuan penting internasional di Inggris. Pada Juni 2008, Abdullah menjadi tuan rumah KTT energi Jeddah dan membahas penstabilan pasar minyak global. Juga, pertemuan internasional besar lainnya termasuk OPEC Summit dan Liga Arab Summit ke-19 pada tahun 2007, serta KTT Dewan Tertinggi GCC ke-27 pada tahun 2006.
Ia juga memiliki peran penting dalam menghadapi isu terorisme. Raja Abdullah mengutuk habis-habisan aksi terorisme dan mencela kelompok menyimpang palsu yang mengaku sebagai Islam. Pada Konferensi Internasional Anti-Terorisme di Riyadh pada Februari 2005, ia mendesak kerja sama internasional untuk memerangi terorisme.
Dalam memperkuat hubungan Arab Saudi dengan negara-negaranya, Raja Abdullah telah melakukan kunjungan ke beberapa negara. Kunjungan terbaru yang ia lakukan adalah ke Spanyol, Prancis, Mesir, Yordania, Inggris, Italia, Jerman, dan Turki pada 2007, serta Cina, India, Pakistan, dan Malaysia pada tahun 2006.
Berkat Raja Abdullah, Saudi memiliki hubungan yang baik dengan Amerika Serikat. Raja Abdullah merupakan orang pertama yang melakukan kunjungan resmi ke Amerika Serikat pada 1976 dan bertemu Presiden Gerald Ford. Setelah itu, ia juga melakukan beberapa kunjungan ke Amerika Serikat. Pada 25 April 2005, Putra Mahkota Abdullah diterima oleh Presiden George W. Bush di peternakan presiden di Crawford, Texas.
Bahkan, pada tahun 2008, Raja Abdullah dua kali menjadi tuan rumah Presiden Bush di peternakan kerajaan di Jenadriyah. Terakhir, pada Mei, Presiden Bush mengunjungi Arab Saudi untuk menandai peringatan 70 tahun hubungan Saudi-AS.
SAUDYEMBASSY.NET | CININTYA SYAKYAKIRTI
Topik terhangat:
Budi Gunawan | Bambang Widjojanto | Tabrakan Pondok Indah | AirAsia | Eksekusi Mati
Berita terpopuler lainnya:
Terkuak, Alasan Ali Turun Sebelum Tabrakan Maut
Gaji Lurah di Jakarta Rp 33 Juta, Ini Rinciannya
Ini Isi Surat Vokalis Napalm Death untuk Jokowi