TEMPO.CO, Bangkok - Parlemen Thailand yang dikuasai pensiunan militer menggelar voting dengar pendapat pemakzulan mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra yang terjungkal tahun lalu.
Keputusan bersalah dalam tuduhan penghamburan uang negara dapat membuat Yingluck, yang dilengserkan karena penyalahgunaan kekuasaan pada Mei tahun lalu--beberapa hari sebelum sebuah kudeta militer, diberedel dari politik selama lima tahun.
Keamanan area gedung parlemen diperketat sejak Kamis, 22 Januari 2015, dengan sekitar seratus tentara dan personel kepolisian bercokol di sekitar gedung. Tak tampak pemrotes.
Tuduhan terhadap Yingluck, perdana menteri perempuan pertama Thailand, terutama pada perannya dalam skema subsidi pembelian beras para petani yang membantunya meraih kemenangan meyakinkan dalam pemilihan umum 2011.
Dalam sidang parlemen, hampir satu jam Yingluck berpidato dan membela skema subsidinya tersebut. Dia juga membantah seluruh tuduhan terhadap dirinya.
“Pelarangan buat saya untuk lima tahun akan mencederai hak-hak asasi saya,” ujar Yingluck dalam sidang hearing ketiga dan final atas kasusnya di National Legislative Assembly (NLA), parlemen Thailand, di Bangkok, Kamis, 22 Januari 2015. “Kasus ini bertujuan menyingkirkan saya dan memiliki agenda tersembunyi. Ini didorong motif politis,” kata Yingluck soal skema subsidi, seperti dilaporkan Reuters.
Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha awal pekan ini membantah telah mengarahkan para anggota parlemen pada pilihan tertentu. (Baca: Pemilu Thailand Ditunda hingga 2016)
Namun para pendukung Yingluck menegaskan tuduhan-tuduhan kepada perempuan itu merupakan bagian dari perluasan kampanye oleh junta militer, yang dikenal sebagai Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban (NCPO), buat membatasi pengaruh keluarga dan partainya, Pheu Thai.
“Orang-orang yang ingin membonsai pengaruhnya akan berbuat apa pun untuk mencegah Yingluck dan Partai Pheu Thai mengikuti pemilu mendatang,” ujar Jatuporn Prompan, pemimpin Front Bersatu Demokrasi Melawan Kediktatoran (UDD) yang pro-Yingluck.
REUTERS | BANGKOK POST | DWI ARJANTO
Terpopuler
Menteri Susi Adukan Jonan ke DPR
Rara Beberkan Kronologi Kencan Putra Deddy Mizwar
Deddy Mizwar Dinilai Tak Bisa Didik Anak
Beginilah Cara Mereka Mengeroyok KPK